REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan akan terus memperkuat bauran kebijakan. Dia memastikan, kebijakan moneter akan tetap pro-stability.
Perry mengatakan, BI akan terus memperdalam uang dan valas. "Kami juga akan terus melakukan operasi moneter pro-market. Kami akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter tetap pro-stability sambil melihat celah semester II apakah ada peluang penurunan suku bunga dan menstabilkan kurs," kata Perry dalam Peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2023 yang disiarkan secara daring, Rabu (31/1/2024).
Perry menegaskan akan terus memastikan rupiah stabil dan akan cenderung menguat. BI juga memastikan bersama pemerintah agar inflasi terkendali dan kebijakan makroprudensial akan pro-pertumbuhan.
Dia menuturkan, likuiditas lebih dari cukup sepanjang perbankan juga mau merepokan SBN yang dimiliki dan mendorong sektor-sektor prioritas. "Makroprudensial kami akan bersama KSSK memastikan pertumbuhan kredit 10-12 persen. Mari bersama untuk mendorong kredit bagi perekonomian kita," ujar Perry.
Dia menambahkan, digitalisasi sistem pembayaran juga masih terus diakselerasi. Tidak hanya di tingkat nasional namun juga cross border payment dengan negara lain.
"Tapi makroprudensial sistem pembayaran pendalaman pasar, UMKM terus tidak kita kasih kendor. Pariwisata dan hilirisasi akan kami lakukan,'' tutur Perry.