Rabu 31 Jan 2024 23:43 WIB

Tim Kemanusiaan PMI Kawal Bantuan untuk Warga Gaza

PMI berkoordinasi dengan Bulan Sabit Merah Mesir dan Bulan Sabit Merah Palestina.

Bantuan untuk warga Palestina dari penduduk Indonesia.
Foto: .
Bantuan untuk warga Palestina dari penduduk Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Tim Kemanusiaan Palang Merah Indonesia (PMI) yang saat ini masih berada di Kairo, Mesir terus mengawal proses pengadaan bantuan kemanusiaan PMI untuk warga Gaza, Palestina. PMI berkoordinasi dengan Bulan Sabit Merah Mesir dan Bulan Sabit Merah Palestina.

"Bantuan logistik kemanusiaan tengah diproses. Adapun bantuan itu mulai dari pangan, air minum, selimut, pakaian anak, bayi dan balita, obat-obatan, peralatan kesehatan, ambulans serta perangkat kebersihan (hygiene kits)," kata Kepala Tim Kemanusiaan PMI Arifin M Hadi melalui sambungan telepon di Mesir pada Rabu (31/1/2024).

Baca Juga

Menurut Arifin, ia memahami proses pengadaan logistik bantuan untuk warga Gaza sangat sulit karena banyak bantuan lain yang juga tengah diproses sehingga membuat proses pengadaan memerlukan waktu yang cukup lama.

Informasi yang diterima Tim Kemanusiaan PMI di Mesir dari CEO Bulan Sabit Merah Mesir Ramy El Nazer, CEO berbagai bantuan yang sudah siap dikirimkan ke Gaza pun mengalami kesulitan masuk ke wilayah Gaza dikarenakan adanya pembatasan jenis bantuan dan proses screening bantuan yang memerlukan waktu cukup lama.

Bantuan dari lembaga telah banyak dilakukan, namun adanya batasan dari otoritas perbatasan menjadikan tersendat dan hambatan besar dalam pengiriman bantuan. Pembatasan jenis bantuan dan penerapan standar operasional prosedur (SOP) yang berubah-ubah dan tidak konsiten menyulitkan Bulan Sabit Merah Mesir mendorong bantuan masuk ke Jalur Gaza.

Selain itu, proses screening bantuan yang sangat ketat yang dilakukan oleh militer Zionis Israel serta lamanya waktu tunggu antrean yang memakan waktu hingga 25 hari pemeriksaan membuat bantuan khususnya makanan menjadi expired.

Selain itu para supir truk juga merasakan kelelahan menghadapi kondisi seperti ini. Agresi militer, pengeboman dan pengepungan yang terus terjadi berdampak penderitaan yang luar biasa. Tekanan kekerasan dan penindasan oleh pihak Israel ke warga Palestina khususnya di Gaza sudah di luar batas batas perikemanusiaan.

Kondisi warga Gaza semakin memprihatinkan, sangat mengancam kehidupan saat ini dan yang akan datang. Fungsi dan akses pelayanan kesehatan sangat terganggu akibat terbatasnya akses listrik dan air. Hal ini menimbulkan bencana kesehatan yang luar biasa seperti angka kematian yang terus mengalami peningkatan dampak dari agresi yang dilakukan oleh Zionis Israel.

Sebelumnya, Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PMI Pusat Hamid Awaludin dalam forum internasional Humanitarian Appeal Conference to Support Gaza pada 11 Januari 2024 lalu di Kairo Mesir menegaskan pembatasan barang bantuan kemanusiaan bagi korban perang merupakan tindakan kriminal.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement