Kamis 01 Feb 2024 14:27 WIB

Masih Musim Hujan, Warga Yogya Diminta Waspada Bakteri dari Kencing Tikus

Pada 2023 terdata 23 kasus leptospirosis di Kota Yogyakarta.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Penularan penyakit leptospirosis.
Foto: Republika
(ILUSTRASI) Penularan penyakit leptospirosis.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Warga Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), diminta waspada akan penyebaran penyakit leptospirosis pada musim hujan ini. Pasalnya, bakteri Leptospira yang dapat ditularkan dari kencing tikus ini dapat mudah tersebar lewat aliran air maupun genangan saat hujan.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta Lana Unwanah, pada 2023 terdata 23 kasus leptospirosis. “Kasusnya tersebar merata di wilayah Kota Yogyakarta, tidak ada yang meninggal,” kata dia.

Baca Juga

Meski demikian, saat musim hujan ini, Dinkes Kota Yogyakarta kembali mengingatkan masyarakat agar waspada akan penyakit leptospirosis. Lana menjelaskan, leptospirosis dapat menular secara langsung melalui darah, urine, atau cairan tubuh lain yang mengandung bakteri Leptospira dan masuk ke dalam tubuh. Selain itu, penularan langsung ke manusia dari hewan yang terinfeksi bakteri Leptospira.

Sedangkan penularan secara tidak langsung dapat melalui genangan air, sungai, danau, selokan, saluran air, dan lumpur yang tercemar urine dari hewan terinfeksi Leptospira. “Bisa ditularkan melalui kencing tikus yang terinfeksi bakteri Leptospira. Bakteri masuk melalui kulit yang lecet atau selaput lendir pada saat kontak dengan genangan air sungai, selokan, lumpur yang tercemar kencing tikus,” kata Lana.

Lana menjelaskan, masa inkubasi leptospirosis rata-rata tujuh hari hingga sepuluh hari. Ada sejumlah gejala penyakit tersebut, yakni berupa demam, nyeri kepala, dan nyeri otot, khususnya di daerah betis, paha, mata kuning, serta tidak kencing sampai enam jam setelah dua hari-lima hari sebelumnya.

“Jika mengalami gejala-gejala itu dan melakukan pekerjaan yang berisiko terpapar urine tikus, diharapkan segera memeriksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan atau puskesmas terdekat,” kata Lana.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement