Kamis 01 Feb 2024 17:03 WIB

Tips Aman Temani Anak Renang, Perlu Diketahui Orang Tua untuk Cegah Risiko Tenggelam

Tenggelam menjaid penyebab utama kematian akibat kecelakaan anak usia 5-19 di AS.

Rep: Santi Sopia/ Red: Qommarria Rostanti
Kolam renang. Ada beberapa tips aman orang tua yang menemani anaknya berenang agar terhindar dari insiden buruk.
Foto: www.freepik.com
Kolam renang. Ada beberapa tips aman orang tua yang menemani anaknya berenang agar terhindar dari insiden buruk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktris Tamara Tyasmara sedang berduka atas meninggalnya anak semata wayang Raden Andante Khalif Pramudtyo atau Dante. Bocah berusia 6 tahun itu mengalami insiden di kolam renang Tirtamas Pondok Kelapa, Jakarta Timur.

Dante mengembuskan napas terakhirnya di RS Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu (27/1/2024) pukul 18.00 WIB. Membiarkan anak berenang di kolam renang dapat memberikan kesenangan, tetapi juga disertai dengan tanggung jawab besar untuk menjaga mereka terhindar dari bahaya. Salah satunya risiko tenggelam.

Baca Juga

Insiden tenggelam bisa terjadi dengan cepat, terlepas dari semua yang telah diketahui tentang pencegahannya. Di Amerika Serikat misalnya, tenggelam masih menjadi penyebab utama kematian akibat cedera yang tidak disengaja pada anak-anak usia 1 hingga 4 tahun, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Tenggelam juga merupakan penyebab utama kematian akibat kecelakaan pada anak-anak berusia lima hingga 19 tahun. Faktanya, hampir 900 anak meninggal setiap tahun, dan ribuan lainnya menderita cedera non-fatal akibat insiden di kolam, lautan, danau, sungai, bak mandi, bahkan ember. 

Tips jaga keamanan anak 

Keamanan adalah hal yang penting, apa pun jenis perairan yang ada di sekitar anak. Inilah yang direkomendasikan para ahli untuk menjaga keamanan si kecil, sepertu dilansir dari laman Parents, Kamis (1/2/2024):

1. Antisipasi risiko tenggelam

Meskipun tenggelam adalah sesuatu yang menakutkan jika dibahas, hal ini tetap harus menjadi bagian dari percakapan yang berkelanjutan kepada anak. Penting untuk membicaraan semua aspek keamanan di air kepada anak-anak. Entah itu membahas jika anak berjalan ke halaman tetangga yang memiliki kolam, menyelinap melalui pintu belakang yang tidak terkunci saat bermain, atau terjatuh ke dalam kolam anak-anak yang berisi air hujan.

2. Ketahui tanda-tanda tenggelam

Anak-anak tenggelam secara diam-diam dan cepat, sering kali ketika mereka berada dalam posisi vertikal di dalam air dengan kepala menghadap ke belakang. Berbeda dengan apa yang kerap dilihat di film, seorang anak jarang mengayun-ayunkan lengannya, atau berteriak minta tolong.

Ketahui juga tanda-tanda tenggelam kering yang terjadi setelah anak keluar dari air. Hal tersebut dapat berupa pernapasan pendek atau sesak, batuk, muntah, kelelahan atau kantuk berlebihan, dan perubahan perilaku.

3. Singkirkan ponsel

"Orang tua dan pengasuh muncul di kolam renang, menyuruh anak-anak untuk tetap berada di kolam yang dangkal, dan kemudian langsung menggunakan ponsel mereka," kata Josh Rowland, manajer produk olahraga air untuk Palang Merah Amerika.

Paling tidak, anak-anak yang tidak diawasi akhirnya diasuh oleh penjaga pantai atau orang dewasa lainnya. Namun anak-anak bisa diam-diam menyelinap ke bawah permukaan dan tenggelam dalam hitungan detik. 

4. Pelajaran berenang sebagai prioritas layanan kesehatan

Sekalipun Anda tidak tinggal di dekat air, kemungkinan besar anak akan berada di dekat air pada suatu hari, baik saat berlibur atau di rumah orang lain. Mengikuti pelajaran berenang sama sekali tidak bisa membuat siapa pun "anti tenggelam". Namun menurut pernyataan kebijakan dari American Academy of Pediatrics (AAP), pelajaran berenang mungkin bermanfaat bagi anak-anak antara usia 1 dan 4 tahun.

“Waktu yang tepat untuk memulai bergantung pada kesiapan emosional dan fisik setiap anak,” kata Ben Hoffman, MD, ketua AAP Council on Injury, Violence, and Poison Prevention, kelompok yang menulis pernyataan tersebut.

5. Pelajari CPR

Penting mengetahui CPR dasar dan bertindak segera sembari menunggu petugas tanggap darurat. Hal tersebut dapat membuat perbedaan antara hidup dan mati dalam kasus tenggelam atau kapan saja jantung seseorang berhenti berdetak.

Orang tua bisa mengikuti kelas CPR bersama-sama, atau memesan perlengkapan CPR untuk mempelajari keterampilan ini di rumah. Bantuan hidup dasar (BHD) juga perlu diketahui sebagai teknik pertolongan pertama yang diberikan pada seseorang ketika mengalami henti jantung, baik itu karena tenggelam maupun kasus lain.

6. Kolam dangkal tetap berisiko

Seorang anak bisa tenggelam dalam air yang kedalamannya kurang dari dua inci. Bahkan kolam rendam yang paling kecil sekalipun memerlukan pengawasan terus-menerus dan harus dikeringkan serta ditempatkan jauh dari jangkauan saat tidak digunakan. Jangan pula selalu mengandalkan ban atau perangkat terapung.

Tips keamanan berenang di rumah

Bagi yang memiliki jenis kolam apa pun di rumah, inilah yang direkomendasikan para ahli untuk menjaga keamanan anak:

-Selalu awasi anak-anak di dekat air

-Pekerjakan seorang ahli untuk memeriksa kolam Anda

-Mintalah penyedia layanan Anda untuk memeriksa dan memperbaiki sekrup yang longgar atau bagian tepi yang kasar yang dapat membuat pakaian renang atau rambut tersangkut dan mungkin menjebak perenang

-Pasang pembatas

-Bangun lapisan perlindungan

-Jika memungkinkan, tutupi kolam saat tidak digunakan

-Pikirkan keamanan CPR

-Jangan tinggalkan mainan di area kolam renang

Tips bijak lainnya untuk diikuti di antaranya, awasi anak dengan cermat dan pastikan mereka tidak berenang atau bermain di dekat saluran air. Ikat rambutnya ke belakang dan pastikan baju renangnya pas, tanpa ikatan yang longgar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement