Kamis 01 Feb 2024 17:35 WIB

Erick Thohir: Perusahaan Pertanian UEA Tertarik Investasi di Food Estate Indonesia

Erick menegaskan program Food Estate bukan sebagai investasi yang jangka pendek.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri BUMN Erick Thohir.
Foto: Dok.Kementerian BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan peluang kerja sama yang dijajaki Indonesia dengan Uni Emirat Arab (UEA) di sektor ketahanan pangan. Dalam pertemuannya dengan Menteri Energi dan Infrastruktur Uni Emirat Arab, Suhail Mohamed Al Mazrouei di acara Round Table Meeting antara Indonesia-UEA di Hotel Four Seasons Jakarta, Kamis (1/2/2024), turut didiskusikan peluang kerja sama pada program Food Estate.

Pemerintah UEA dalam diskusi dengan Indonesia telah membawa Elit Agro, perusahaan pertanian terkemuka di negara tersebut untuk berinvestasi di program pemerintah tersebut.

Baca Juga

"Food Estate salah satu yang tadi didiskusikan dengan UEA. Bahkan, mereka sudah membawa perusahaan besarnya Elit Agro yang mau investasi di Food Estate kita," ujar Erick dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (1/2/2024).

Menurut Erick, Pemerintah UEA melihat potensi program Food Estate Indonesia untuk ketahanan pangan masa mendatang. Menurutnya, ketahanan pangan bukan hanya untuk Indonesia tetapi bagi UEA.

Erick menegaskan program Food Estate bukan sebagai investasi yang jangka pendek. Untuk merasakan hasilnya, setidaknya membutuhkan waktu 4-5 tahun.

"Jadi Food Estate itu perlu waktu ya minimal 4-5 tahun baru kita lihat hasilnya dan dari saat awalnya harus benar. Inilah kenapa kalau tadi dari UEA juga melihat ini potensi sebagai ketahanan daripada makanan, bukan hanya buat kita, buat dia juga. Ini hal yang menurut kita menjadi win-win. Jadi kita membuka partnership dengan segala pihak," ujarnya.

Erick menyampaikan, alasan Food Estate bukan program yang singkat. Hal ini karena untuk memastikan kecocokan bibit tanaman tertentu saja membutuhkan waktu setidaknya minimal enam bulan.

"Contoh, menanam bibit gula itu enam bulan mana bibit yang cocok dengan lahannya. Padi juga begitu bisa 6 bulan. Jadi perlu satu sampai sampai dua tahun sampai dia benar-benar tumbuh sesuai dengan tadi yang kita proyeksikan," ujarnya.

Menteri Energi dan Infrastruktur Uni Emirates Arab (UEA), Suhail Mohamed Al Mazrouei menyampaikan ketertarikan negaranya untuk berinvestasi di Indonesia. Menurutnya, saat ini kerja sama investasi antara Indonesia dan UEA telah terjalin mulai dari energi hijau, logistik, infrastruktur, hingga investasi ketahahanan pangan.

"Rencana Indonesia di bidang energi hijau adalah besar dan pemerintah bekerja untuk memastikan keberlanjutan untuk generasi masa depan. Kami yakin akan keberlanjutan, sehingga kami juga melihat peluang investasi di berbagai sektor," ujarnya.

Melalui pertemuan ini, Suhail juga memastikan pemerintahnya terus membangun hubungan baik dengan Indonesia baik secara politik maupun kerja sama ekonomi. Ia juga memastikan akan mempromosikan Indonesia kepada negara-negara global.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement