Kamis 01 Feb 2024 21:13 WIB

Cucu Sukarno Sayangkan Pernyataan Guntur Soekarnoputra Terkait Pilpres dan Jokowi

Mahardhika menyebut fatsun politik Bung Karno sangat menghormati lawan politik.

Putra Presiden pertama Republik Indonesia, Muhammad Guntur Soekarnoputra di Rumah Aspirasi Relawan, Jakarta, Senin (29/1/2024).
Foto: Republiika/Nawir Arsyad Akbar
Putra Presiden pertama Republik Indonesia, Muhammad Guntur Soekarnoputra di Rumah Aspirasi Relawan, Jakarta, Senin (29/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Putra Rachmawati Soekarnoputri, Mahardhika Sukarno menyayangkan pernyataan Guntur Soekarnoputra terkait kebutuhan sejarah kalau NKRI ingin langgeng harus memenangkan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Menurut Mahardika, pernyataan Guntur yang juga Pakde (paman) dirinya itu tak berdasar dan menyesatkan untuk generasi muda.

Mahardhika mengatakan, kontestasi pilpres merupakan mekanisme demokrasi dalam rangka memilih pemimpin terbaik untuk bangsa. Ia menegaskan, siapapun yang terpilih menjadi presiden, Indonesia harus tetap utuh dan eksis seperti yang sering disampaikan calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto.

Baca Juga

"Sepertinya Pakde Guntur harus lebih banyak belajar lagi dari pemikiran kakek saya Bung Karno," tutur Mahardhika dalam keterangan, Kamis (1/2/2024).

Menurut Mahardhika, fatsun politik yang diajarkan Bung Karno adalah sangat menghormati dan menghargai semua tokoh politik bangsa yang berjuang lewat jalan demokrasi. Bahkan, menurutnya, Bung karno bisa sangat akrab secara pribadi dengan tokoh yang berseberangan garis politiknya.

Mahardhika menegaskan, sikap Bung Karno itu hendaknya bisa dijadikan teladan oleh tokoh politik kita saat ini. Terutama mereka yang mengaku menjadi anak ideologisnya Bung Karno. Mahardhika menilai justru ada teladan yang dari Prabowo Subianto, yakni selalu mendukung siapapun yang menjadi pemenang kontestasi pilpres. Mahardhika menegaskan, sikap kenegarawanan seperti ini yang seharusnya dijadikan teladan.

Selain itu, Mahardhika juga menyesalkan terkait pernyataan Guntur yang menyebut jika Ganjar-Mahfud terpilih jadi presiden dan wakil presiden, Jokowi mau diapa-apain itu terserah, karena presiden memiliki hak prerogatif. Mahardhika mengatakan, pernyataan tersebut sangat tidak pantas disampaikan oleh tokoh senior seperti Guntur. Sebab, Jokowi adalah Presiden terpilih yang mendapat mandat dari rakyat. 

"Tidak boleh dan tidak etis menekan dan menggertak Presiden seperti itu," tegas Mahardhika.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement