REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- TikTok telah mendefinisikan ulang lanskap belanja daring dalam beberapa tahun terakhir. Akhir-akhir ini, perusahaan asal China tersebut berupaya melampaui perannya sebagai platform media sosial.
TikTok kini sedang menguji coba fitur e-commerce inovatif yang bertujuan mengubah setiap video menjadi pengalaman berbelanja yang potensial. Fitur baru ini akan membantu pengguna berbelanja barang serupa di TikTok Shop.
"Inti dari fitur ini terletak pada kemampuannya mendeteksi objek dalam video secara otomatis," demikian laporan, dikutip dari Gizmochina, Selasa (30/1/2024).
Pengguna platform kemudian diminta untuk menjelajahi “item serupa di TikTok Shop. Kni menghubungkan mereka ke opsi produk pilihan.
Perkembangan ini merupakan bagian dari strategi TikTok yang lebih luas untuk menggabungkan kenyamanan platform seperti Amazon dengan sifat media sosial yang interaktif dan berorientasi pada penemuan. TikTok Shop, yang diluncurkan di AS, merupakan bukti visi ini. Tujuannya jelas, TikTok ingin merevolusi pengalaman berbelanja, memadukan hiburan dengan konsumerisme.
Penerimaan awal terhadap TikTok Shop cukup beragam. Di satu sisi, usaha kecil mengalami lonjakan penjualan, terutama selama musim liburan, berkat upaya promosi TikTok seperti pengiriman gratis dan diskon. Hiruk pikuk belanja di bulan November, yang meliputi Black Friday dan Cyber Monday, menarik lebih dari lima juta pelanggan baru.
Namun, tantangan masih tetap ada. Pengguna telah menyampaikan kekhawatirannya mengenai masuknya produk palsu dan banyaknya konten promosi. Hal itu, menurut sebagian orang, melemahkan nilai hiburan platform tersebut.
Fitur baru TikTok berupaya mengatasi masalah ini dengan mengintegrasikan tautan produk secara halus ke dalam postingan pengguna reguler. Ini bertujuan untuk pengalaman belanja yang lebih organik dan tidak terlalu mengganggu.