REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sunarso mengungkapkan, BRI terus melakukan transformasi digital untuk memberikan dan menjangkau nasabah dengan lebih luas. Salah satunya adalah dengan memperluas AgenBRILink.
"Hingga akhir Desember 2023, tercatat BRI telah memiliki lebih dari 740 ribu AgenBRILink dengan volume transaksi mencapai sebesar Rp1.427 triliun dan memberikan fee-based income kepada BRI senilai Rp 1,5 triliun di sepanjang tahun 2023," ujar Sunarso dalam Pemaparan Kinerja Tahun 2023 di Jakarta, Rabu (31/1/2024).
Selain memberikan layanan yang lebih efisien bagi BRI, AgenBRILink merupakan model bisnis economy sharing. Dimana untuk para agen, nilai pendapatan yang mereka terima bisa mencapai 2-3 kali lipat yang diterima oleh BRI.
"Ini adalah bukti nyata bahwa keberadaan BRI mampu memberikan pekerjaan dan pendapatan bagi masyarakat," kata Sunarso.
Sunarso mengatakan, BRI menatap tahun 2024 dengan penuh optimisme, dan perseroan pun terus berupaya untuk merespons berbagai tantangan guna mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Inovasi dan eksplorasi sumber pertumbuhan baru yang dilakukan BRI berimplikasi pada bisnis perseroan yang semakin kompleks
"Hal ini menuntut BRI agar dapat lebih dinamis dan cermat dalam mengoptimalkan peluang bisnis, baik dimasa sekarang maupun di masa-masa mendatang,” kata Sunarso.
Sepanjang 2023, BRI membukukan kinerja cemerlang sepanjang 2023. BRI mencatatkan laba Rp 60,4 triliun pada 2023, kinerja laba BRI secara grup pun tumbuh double digit 17,5 persen.
Keberhasilan BRI juga tak terlepas dari penyaluran kredit BRI yang tumbuh 11,2 persen yakni sebesar Rp 1.266,4 triliun yoy pada Desember 2023. Dari jumlah tersebut, 84,4 persen atau Rp 1.068,7 triliunnya didapatkan dari penyaluran kredit UMKM. Pertumbuhan kredit yang double digit tersebut, lanjut Sunarso, berdampak baik ke pendapatan bunga yang tercatat senilai Rp188,1 triliun atau naik 16,9 persen secara tahunan (yoy).
Sepanjang 2023, BRI juga berhasil menjaga kualitas kredit dengan rasio non performing loan (NPL) atau kredit macet sebesar 2,95 persen. Sementara untuk mencatatkan NPL coverage BRI mencatat sebesar 229,09 persen. Untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI berhasil menghimpun sebesar Rp 1.358,3 triliun atau tumbuh 3,9 persen secara tahunan. Dari total dana yang dihimpun itu khusus untuk dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) 64,4 persen.