CEO H&M yang baru Daniel Erver juga mengeluhkan terkendalanya pengiriman barang karena kisruh di Laut Merah.’’Tentu, kami ingin mengirimkan produk terbaik ke pelanggan pada waktu yang tepat. Kami prihatin dengan situasi sekarang,’’ katanya.
Ia menambahkan, soal tersendatnya pengiriman ini lebih penting dibandingkan melonjaknya tarif pengiriman, yang belum terlalu berdampak pada keuntungan. Namun, perusahaan juga sedang mengkaji alternatif pengangkutan melalui udara, meski lebih mahal.
‘’Kami telah berusaha mempercepat pengiriman pasokan tetapi kami memang kini rentan mengalami kendala,’’ kata Erver mengacu pada situasi di Laut Merah. Para analis di Bernstein melihat H&M dan Primark di antara yang paling terdampak.
H&M kini mengembangkan sumber pasokan di Eropa dan Amerika Latin. Selain itu berusaha menjaga stok. CFO H&M Adam Karlsson menargetkan inventoris barang antara 12 hingga 14 persen dalam kurun penjualan selama 12 bulan.