Jumat 02 Feb 2024 10:14 WIB

Merek-Merek Dunia Limbung Gegara Aksi Houthi

Pengalihan rute dari Laut Merah sudah pasti menunda kedatangan produk ke tujuan.

Rep: Kabar Dunia dan Indonesia/ Red: Partner
.
Foto: network /Kabar Dunia dan Indonesia
.

Warga melintasi sebuah toko<a href= Adidas di sebuah pusat perbelanjaan di Beijing, Cina, Sabtu (23/12/2023). " />
Warga melintasi sebuah toko Adidas di sebuah pusat perbelanjaan di Beijing, Cina, Sabtu (23/12/2023).

LONDON – Serangan Houthi di Laut Merah nyata-nyata berdampak pada perdagangan dunia. Pengiriman produk maupun bahan baku terlambat sampai tujuan. Sebab, ada yang menunda pengiriman atau menempuh rute lain yang memperpanjang sampainya kapal ke tujuan.

Houthi memutuskan menyerang kapal-kapal komersial sebagai unjuk solidaritas terhadap Palestina. Israel membombardir Gaza yang hingga kini menyebabkan lebih dari 27 ribu warga sipil meninggal dunia. Aksi Houthi membuat merek-merek dunia limbung.

Ini mencakup merek produsen sepatu dan pakaian olahraga, energi, hingga otomotif. Adidas, misalnya, mengalami tertundanya pengiriman produknya ke konsumen ritel. Tarif pengangkutan sebagai dampak tak amannya Laut Merah juga diyakini menggerus keuntungan Adidas.

Menurut CEO Adidas Bjorn Gulden, pengiriman produk saat ini tertunda sekitar tiga pekan.’’Ironisnya, kami sebenarnya memiliki produk, di mana penjualan ke sejumlah peritel bagus yang saat ini kami tak bisa mengiriminya,’’ katanya Kamis (1/2/2024).

Ia menambahkan,’’Ketika kami tiba-tiba mendapatkan permintaan yang tinggi dan lebih tinggi dari pasokan, Anda mengalami delay pengiriman tiga pekan. Itu sebuah halangan. Pendapat saya, ini lebih buruk daripada naiknya tarif pengiriman saat ini.’’

Sekarang, perusahaan-perusahaan pengapalan memilih menghindari Terusan Suez sebab adanya serangan Houthi terhadap kapal-kapal yang melewati Laut Merah. Mereka kemudian mengubah rute ke Tanjung Harapan, Afrika.

Pengalihan rute ini sudah pasti menunda kedatangan produk berupa sepatu dan pakaian olahraga seperti Adidas dari pabrik-pabrik di Asia ke Eropa. Gulden berharap kondisi ini tak berlangsung lama karena bisa mengurangi margin keuntungan.

Keluhan yang sama juga disampaikan oleh CEO H&M yang baru Daniel Erver. ’’Tentu saja, kami ingin mengirimkan produk terbaik kepada pelanggan pada waktu yang tepat. Kami prihatin dengan situasi sekarang,’’ katanya.

Ia menambahkan, soal tersendatnya pengiriman ini lebih penting untuk segera diselesaikan dibandingkan melonjaknya tarif pengiriman, yang belum terlalu berdampak pada keuntungan. Namun, perusahaan juga mengkaji alternatif pengangkutan melalui udara, meski lebih mahal.

‘’Kami telah berusaha mempercepat pengiriman pasokan tetapi kami memang kini rentan mengalami kendala,’’ kata Erver mengacu pada situasi di Laut Merah. Para analis di Bernstein melihat H&M dan Primark di antara yang paling terdampak.

Kini, H&M berupaya mengembangkan sumber pasokan di Eropa dan Amerika Latin. Mereka memang bergantung banyak pada pasokan produk dari pabrik di Asia serta lebih banyak menggunakan jalur laut.

Sementara, Inditex, perusahaan pemilik merek Zara menggunakan alternatif pengiriman melalui udara serta memilik pemasok lebih banyak di Eropa.

Selain Adidas dan H&M, perusahaan-perusahaan di berbagai sektor pun terdampak. Geely, produsen mobil yang penjualannya terbesar kedua di Cina pada 22 Desember 2023 menyatakan penjualan mobil listrik mereka kemungkinan terdampak akibat pengiriman yang tertunda.

Beda lagi dengan Michelin produsen ban asal Prancis. Empat mereka di Spanyol berhenti sementara berproduksi pada 20-21 Januari karena terlambatnya bahan baku sampai di pabrik mereka. Penundaan produksi dilakukan juga oleh Suzuki di pabrik Hungaria.

Mereka berhenti pada 15 Januari kemudian kembali beroperasi pda 22 Januari akibat tertundanya kedatangan mesin buatan Jepang di Hungaria. Mereka menyatakan, pengiriman dialihkan rutenya melalui Tanjung Harapan, Afrika yang kelak berdampak pada harga jual.

Tesla memutuskan menunda sebagian besar produksinya di pabrik dekat Berlin, Jerman pada 29 Januari hingga 11 Februari akibat kurangnya persediaan komponen karena perubahan rute pengiriman semula melalui Laut Merah ke Tanjung Harapan.

Di sektor energi, BP pada 18 Desember 2023 menyatakan sementara menunda semua transit pengapalan minyak yang melalui Laut Merah. Wall Street Journal melaporkan pada 16 Januari, Shell, perusahaan minyak utama Inggris menunda hingga waktu tak ditentukan.

Secara terpisah, IKEA perusahaan ritel furnitur memutuskan kebijakan untuk memangkas harga meski ongkos produksinya naik. Pada 15 Januari, mereka menyatakan memiliki stok barang yang memadai untuk memenuhi permintaan.

Marks & Spencer, perusahaan Inggris, menyatakan pada 11 Januari lalu bahwa mereka berharap penundaan pengiriman pakaian tak berlangsung lama. Danone, grup perusahaan makanan Prancis, pada Desember lalu menyatakan sebagian besar rute pengapalan dialihkan.

Ini menyebabkan kian lamanya masa transit. Mungkin bisa 2-3 bulan, makanya mereka membuat rencana mitigasi. Bisa saja ubah rute. n reuters/han

sumber : https://diplomasi.republika.co.id/posts/284497/merek-merek-dunia-limbung-gegara-aksi-houthi
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement