Jumat 02 Feb 2024 16:01 WIB

Kisah Mualaf Saat Pertama Kali Pakai Hijab

Mualaf satu ini memahami betul jilbab sebagai penjaga kehormatan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Mualaf Timea Aya Csányi
Foto: dok web
Mualaf Timea Aya Csányi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengenakan hijab sebenarnya bukanlah keputusan yang sulit bagi seorang jurnalis dan mualaf asal Hungaria, Timea Aya Csányi. Sejak mengucapkan syahadat, Timea selalu bermimpi untuk memakai hijab di luar juga.

Bagi sebagian muslimah, ini adalah jihad yang nyata karena mereka tidak dapat membayangkan diri mereka mengenakan jilbab dan menutupi rambut mereka.

Baca Juga

Timea sendiri juga banyak bertemu dengan muslimah yang sedang shalat, puasa, kuliah, mencari ilmu, namun mereka selalu mencari alasan untuk tidak berhijab.

“Tapi Alhamdulillah, dalam kasus saya, saya sangat tertarik dengan hijab,” ujar Timea dikutip dari laman aboutislam, Jumat (2/2/2024).

Tak bisa digambarkan betapa sedih dan cemburunya saat Timea melihat seorang muslimah di jalan berjalan dengan hijab cantiknya. Di satu sisi, Timea sangat senang bertemu dengannya karena di Budapest (Ibukota Hungaria) sangat jarang melihat seorang wanita Muslim berhijab.

“Tetapi di sisi lain, saya merasa sangat kecewa karena saya juga seorang Muslim, namun saya takut dia tidak akan pernah mengenali saya dan menyapaku dengan “Salam”; sebaliknya dia akan pergi begitu saja tanpa memikirkan bahwa dia baru saja melewati seorang saudara perempuan Muslim. Saya sangat kecewa karena saya merasa ‘keluar dari grup’,” kata Timea.

Jilbab bagi Timea adalah tanda seorang wanita Muslim sejati dan ia merasa seperti berada di antara keduanya, yakni seorang Muslim yang sudah menyatakan keimanannya, namun tetap saja “bukan yang sejati”.

 

Lanjut ke halaman berikutnya >>>

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement