Jumat 02 Feb 2024 14:54 WIB

Mahfud: Hari Ini Saya Merasa Plong

Mahfud bangga pegawai Kemenko Polhukam tetap bisa bersikap netral.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Menko Polhukam Mahfud MD memberikan keterangan pers terkait pengunduran dirinya sebagai menteri di Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (1/2/2024). Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD resmi mengundurkan diri sebagai Menteri di Kabinet Indonesia Maju (KIM) usai menyerahkan surat permohonan pengunduran diri kepada Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Kamis (1/2) sore. Usai konferensi pers, Mahfud pamitan kepada wartawan dan selfie dengan semua wartawan yang meliput di Kemenko Polhukam.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Menko Polhukam Mahfud MD memberikan keterangan pers terkait pengunduran dirinya sebagai menteri di Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (1/2/2024). Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD resmi mengundurkan diri sebagai Menteri di Kabinet Indonesia Maju (KIM) usai menyerahkan surat permohonan pengunduran diri kepada Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Kamis (1/2) sore. Usai konferensi pers, Mahfud pamitan kepada wartawan dan selfie dengan semua wartawan yang meliput di Kemenko Polhukam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahfud MD resmi berpamitan dengan jajaran di Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) pada Jumat (2/2/2024). Setelah dirinya pamit dari Kabinet Indonesia Maju, ia mengaku merasa lega.

"Hari ini saya merasa plong, datang ke Kantor Polhukam untuk pamitan. 3,5 bulan terakhir ini, sejak resmi jadi cawapres saya gamang jika ke kantor Kemenko Polhukam, saya khawatir tanpa sengaja menggunakan fasilitas kantor untuk kepentingan kampanye saya," ujar Mahfud lewat keterangannya, Jumat (2/2/2024).

Baca Juga

Dalam 3,5 bulan terakhir, Mahfud mengaku khawatir jika pegawai Kemenko Polhukam tidak netral karena dirinya yang dulunya menteri maju sebagai calon wakil presiden (cawapres). Kegamangannya untuk mundur juga terjadi waktu-waktu tersebut.

"Tepat 1 Februari 2024, saya sudah menghadap Presiden Jokowi untuk minta berhenti. Saya bangga pejabat-pejabat dan pegawai Polhukam bersikap netral, saya benar-benar plong di Jumat yang penuh barokah ini," ujar Mahfud.

Diketahui, Mahfud sudah resmi mengundurkan diri dari posisinya sebagai Menko Polhukam di Kabinet Indonesia Maju. Ia pun mengungkapkan, awalnya momentum pengunduran dirinya akan terjadi usai pemungutan suara pada 14 Februari mendatang.

"Pada waktu itu kesimpulan nunggu dulu pada waktu momentum. Kapan momentumnya? Yang tepat itu setelah pemungutan suara," ujar Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (1/2/2024).

Mahfud sendiri tak ambil pusing dengan pendapat banyak pihak, yang mempertanyakan kepadanya kenapa tak mengundurkan diri usai dideklarasikan sebagai cawapres dari Ganjar Pranowo. Menurutnya, itu merupakan bagian dari kebebasan berpendapat.

Namun ada satu alasan yang diungkapnya, mengapa ia akhirnya memilih mengundurkan diri dari kursi Menkopolhukam. Alasan tersebut adalah soal etika yang tidak tepat, ketika harus melawan pasangan calon yang didukung Presiden Joko Widodo (Jokowi), tetapi dirinya masih berada dalam kabinet pemerintahannya.

"Maka dulu, memang kami bicarakan ketika pertama 'Saya harus mundur itu titik'. Kenapa? kan tidak mungkin saya against (melawan) kebijakan atau against calon yang didukung Pak Jokowi, lalu saya masih terus (ada di kabinet), kan ndak bagus, gitu," ujar Mahfud.

photo
Deretan menteri dan wakil menteri di balik Timses 3 Capres-Cawapres - (Dessy Suciati Saputri/Bilal Ramadhan)

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement