REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang akhir pekan, bursa kawasan Asia cenderung menguat. Meskipun, Bank Sentral AS sudah memberi sinyal penurunam suku bunga.
"Pelaku pasar mengabaikan pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell bahwa penurunan suku bunga pada Maret 2024 kemungkinan tidak akan terjadi," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat (2/2/2024).
Sementara itu, ketegangan konflik di Timur Tengah akan memasuki babak baru sehubungan dengan adanya gencatan senjata antara Israel dan Hammas Palestina. Hammas telah menerima usulan gencatan senjata yang dibuat awal pekan ini terkait penghentian pertempuran sementara dengan Israel.
Pasar berharap gencatan senjata itu menghentikan serangan Houthi terhadap pelayaran Laut Merah yang telah mengganggu rantai pasok global dan aliran minyak dari wilayah tersebut.
Dari dalam negeri, mundurnya Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan menjadi perhatian. Namun, hal ini tidak lepas dari keputusan pribadi karena yang bersangkutan merupakan salah satu cawapres.
Pasar berharap mundurnya Menko Polhukam tersebut dari kabinet tetap memberikan sentimen yang positif sehingga tidak ada cerita gonjang-ganjing politik yang akan membuat ketidakpercayaan terhadap pemerintah meningkat.
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat ditutup menguat di tengah sikap hati-hati dari bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).
IHSG ditutup menguat 37,09 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.238,79. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 7,39 poin atau 0,76 persen ke posisi 984,67.