Jumat 02 Feb 2024 21:06 WIB

Aktivitas Sesar Lokal Timbulkan Gempa Dangkal di Alor

Gempa bumi tektonik dangkal terjadi di Kabupaten Alor, NTT, pada Jumat (2/2/2024).

Red: Qommarria Rostanti
Alat pendeteksi gempa bumi (ilustrasi). BMKG melaporkan aktivitas sesar lokal telah menimbulkan gempa bumi tektonik dangkal di wilayah Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, (NTT), pada Jumat (2/2/2024)
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Alat pendeteksi gempa bumi (ilustrasi). BMKG melaporkan aktivitas sesar lokal telah menimbulkan gempa bumi tektonik dangkal di wilayah Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, (NTT), pada Jumat (2/2/2024)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan aktivitas sesar lokal telah menimbulkan gempa bumi tektonik dangkal di wilayah Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, (NTT). Gempa terjadi pada Jumat (2/2/2024).

"Jadi memperhatikan lokasi episenter dan kedalamannya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas sesar lokal," kata Kepala Stasiun Geofisika Kupang Nusa Tenggara Timur Margiono dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat.

Baca Juga

Ia menjelaskan bahwa gempa bumi itu memiliki parameter dengan magnitudo (M) 2,7 yang berlokasi di darat pada jarak 11 kilometer timur laut Alor, Nusa Tenggara Timur, yang berkedalaman 6 kilometer. Berdasarkan laporan yang dihimpun petugas BMKG, beberapa masyarakat setempat merasakan getaran level II MMI, akibat gempa dengan episentrum pada koordinat 8,20 lintang selatan, 124,59 bujur timur wilayah Alor itu.

Ia menyebutkan, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa bumi tersebut. Begitu pula berdasarkan hasil monitor pemodelan tsunami dengan sumber gempa bumi tektonik menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut tidak berpotensi tsunami.

"Hasil monitoring BMKG, belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock," kata dia.

Kendati demikian, BMKG tetap mengimbau masyarakat Alor dan sekitarnya untuk dapat memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran yang membahayakan kestabilan bangunan sehingga aman dari potensi runtuhnya bangunan diakibatkan oleh gempa.

"Tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement