Jumat 02 Feb 2024 22:56 WIB

Apakah Menikah dengan Ulama Dijamin Masuk Surga? Ini Penjelasan Prof Quraish Shihab

Tak ada riwayat yang sebutkan menikah dengan ulama dijamin masuk surga.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi Surga
Foto: Pixabay
Ilustrasi Surga

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sebagian Muslimah ada yang sangat ingin menikah dengan seorang ustadz, kiai atau ulama. Mereka menggap dengan menjadi istrinya akan mendapatkan dampak setidaknya menaikkan derajatnya. Namun apakah dengan menjadi suami dari seorang ulama akan menjamin masuk surga karena dipandang alim dalam ilmu agama?

Ahli tafsir al-Quran, Prof Quraish Shihab dalam bukunya "Menjawab... ? 1001 Soal Keislaman yang Patut Anda Ketahui" mengatakan tak ada riwayat apapun yang menyebutkan barangsiapa yang menikahi seorang ulama akan dijamin masuk surga. Prof Quraish bahkan mengungkapkan sabda Nabi Muhammad Saw, "Tidak seorangpun di antaramu yang masuk surga karena amalnya." Para sahabat Nabi bertanya, "Sekalipun engkau, Ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Sekalipun aku, kecuali bila Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku."

Baca Juga

"Jelaslah bahwa tidak ada seorangpun yang terjamin masuk surga, karena surga dan neraka adalah hak mutlak Allah." Kata Prof Quraish.

Prof Quraish memberikan contoh bahwa masuknya manusia ke dalam surga dan nerakan bukan karena amalnya melainkan rahmat Allah. Keputusan itu mutlak ada di tangan Allah. Ia mencontohkan istri nabi Nuh dan Luth. Keduanya tidak selamat meskipun istri dari suami yang shaleh karena mereka tidak beriman. Dan nabi Nuh dan Luth tidak bisa membantunya.

Kisah tersebut tertuang dalam Firman Allah Surah at-Tahrim ayat 10:

ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوا امْرَاَتَ نُوْحٍ وَّامْرَاَتَ لُوْطٍۗ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتٰهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللّٰهِ شَيْـًٔا وَّقِيْلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدّٰخِلِيْنَ

Ḍaraballāhu maṡalal lil-lażīna kafarumra'ata nūḥiw wamra'ata lūṭ(in), kānatā taḥta ‘abdaini min ‘ibādinā ṣāliḥaini fa khānatāhumā falam yugniyā ‘anhumā minallāhi syai'aw wa qīladkhulan-nāra ma‘ad-dākhilīn(a).

Artinya: "Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang kufur, yaitu istri Nuh dan istri Lut. Keduanya berada di bawah (tanggung jawab) dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami, lalu keduanya berkhianat kepada (suami-suami)-nya. Mereka (kedua suami itu) tidak dapat membantunya sedikit pun dari (siksaan) Allah, dan dikatakan (kepada kedua istri itu), “Masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka).”

Pada ayat selanjutnya at-Tahrim ayat 11 sebaliknya istri Fir'aun masuk surga meskipun suaminya manusia yang tidak beriman. 

وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوا امْرَاَتَ فِرْعَوْنَۘ اِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِيْ عِنْدَكَ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ وَنَجِّنِيْ مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهٖ وَنَجِّنِيْ مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَۙ

Wa ḍaraballāhu maṡalal lil-lażīna āmanumra'ata fir‘aun(a), iż qālat rabbibni lī ‘indaka baitan fil jannati wa najjinī min fir‘auna wa ‘amalihī wa najjinī minal qaumiẓ-ẓālimīn(a).

Artinya: "Allah juga membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, yaitu istri Fir‘aun, ketika dia berkata, “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku di sisi-Mu sebuah rumah dalam surga, selamatkanlah aku dari Fir‘aun dan perbuatannya, serta selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.”

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement