REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri berorasi dalam kampanye akbar Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta. Di sana ia menyampaikan keprihatinannya, karena ada pihak-pihak yang ingin melanggengkan kekuasaan.
Ia menegaskan, pemilihan umum (Pemilu) 2024 adalah tempat untuk menempatkan rakyat sebagai kedaulatan tertinggi. Namun, ia melihat pihak-pihak yang ingin melanggengkan kekuasaan itu menggunakan berbagai intimidasi.
"Kalau merasa sebagai warga negara Republik Indonesia, maka sebenarnya kita tidak boleh dipecah-pecah hanya karena (ada pihak) berkeinginan hanya untuk melanggengkan kekuasaan, betul apa tidak?!" ujar Megawati dalam orasinya, Sabtu (3/2/2024).
"Jadi kalau ada yang berniat, berniat atau melakukan hal-hal yang merugikan rakyat Indonesia, apakah kamu takut?! apakah kamu takut?! Kenapa? kenapa? karena perundangan kita itu melindungi seluruh rakyat Indonesia dimanapun mereka berada," katanya menegaskan.
Kekuasaan bukanlah sesuatu yang abadi, sebab rakyat-lah yang memiliki kewenangan untuk menentukan pemimpin periode berikutnya. Meski tak menyebutkan nama, Megawati mengingatkan pesan tersebut kepada presiden dan menteri.
"Apa dia Presiden? apa dia menteri? apa dia namanya TNI-Polri? dia adalah rakyat Indonesia, ingat!" tegas Megawati.
Ia sendiri menceritakan bahwa kedua anaknya, Prananda Prabowo dan Puan Maharani memintanya untuk sabar. Namun semakin lama, Megawati mengaku gerah dengan situasi politik yang terjadi saat ini.
"Karena saya nggak bisa ngeliat bahwa yang namanya kekuasaan itu dipergunakan untuk mengintimidasi yang sama-sama rakyat Indonesia, yang mempunyai hak yang sama di dalam hukum konstitusi kita yang dibuat oleh pendiri dan pejuang kita," tegas Presiden ke-5 Republik Indonesia itu.