Ahad 04 Feb 2024 06:03 WIB

FKPT dan Duta Damai Dinilai Perlu Perkuat Sinergi Bangun Public Resilience 

Potensi radikalisasi masif menyasar tiga pihak yaitu remaja, perempuan, & anak-anak.

Ilustrasi Terorisme
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Terorisme

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Pencegahan paham radikal terorisme dinilai menjadi tugas semua pihak. Pemerintah, dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) tidak mungkin bekerja sendiri untuk menanggulangi paham kekerasan tersebut. Untuk itu perlu terus dibangun public resilience terhadap ideologi terorisme.

"Pencegahan paham radikal terorisme adalah tugas semua pihak, dan mustahil diwujudkan jika BNPT bekerja sendirian. Maka FKPT dan Duta Damai dalam hal ini adalah perpanjangan BNPT di daerah-daerah,” kata Kepala BNPT RI Komjen Pol Prof Rycko Amelza Dahniel saat bersilaturahim dengan dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) dan Duta Damai Jawa Barat di Hotel Pullman Bandung Grand Central, Bandung, Jawa Barat, Jumat (2/2/2024). 

Kepala BNPT RI mengingatkan soal domain kerja FKPT dan Duta Damai di wilayah pencegahan, yaitu membangun kesiapsiagaan nasional, kontra radikalisasi, dan deradikalisasi.

Komjen Rycko menggarisbawahi potensi radikalisasi yang masif menyasar tiga pihak, yaitu remaja, perempuan, dan anak-anak. Tiga pihak ini dinilai rentan menyusul strategi propaganda paham radikal terorisme yang berganti dari yang awalnya menggunakan hard approach secara offline berubah menjadi soft approach di platform-paltform media daring.

Ia menambahkan bahwa kasus zero terrorist attack pada tahun kalender 2023 tidak bisa dijadikan landasan untuk mengatakan bahwa Indonesia sudah aman dari ancaman kelompok-kelompok radikal terorisme. Remaja, perempuan, dan anak-anak sangat mudah dibujuk menggunakan narasi yang dibalut jubah dan atribut-atribut keagamaan.

"Mereka (kelompok radikal terorisme) menggunakan tokoh-tokoh agama primordial untuk menyebar propaganda. Tokoh-tokoh ini efektif menciptakan rasa percaya pada masyarakat sehingga paham yang diyakininya benar," tutur mantan Kapolda Jawa Tengah dan Sumatera Utara (Sumut) itu.

Dalam konteks inilah, terang Rycko, sinergi antara FKPT dan Duta Damai perlu dikuatkan dan diintensifkan. Melalui program-programnya, FKPT dan Duta Damai perlu bekerja sama untuk membangun public resilience terhadap ideologi radikal terorisme dengan membangun awareness di tengah masyarakat terhadap ideologi ini.

Pasca mendengarkan paparan program-program dari FKPT dan Duta Damai, Kepala BNPT menegaskan soalnya perlunya sinergi program antara dua pihak. Duta Damai memiliki pasar Gen Z dan milenial yang masif dan FKPT mempunyai kapasitas intelektual yang baik. 

Bentuk sinergitas itu, menurut Rycko, misalnya diwujudkan dalam bentuk seminar online via Live Instagram yang dikelola oleh Duta Damai. "Duta Damai sudah punya akun IG, nah silakan FKPT bidang keagamaan mengisi live IG dengan kajian keagamaan dalam rangka kontra radikalisasi," Kata Rycko.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement