Ahad 04 Feb 2024 09:32 WIB

Serangan AS di Irak dan Suriah Tewaskan Hampir 40 Orang

Serangan ke Suriah menewaskan 23 orang yang menjaga lokasi-lokasi target.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan udara ke 85 target yang memiliki koneksi dengan Garda Revolusi Iran dan milisi yang didukungnya di Irak dan Suriah.
Foto: Mohammed Badra/EPA
Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan udara ke 85 target yang memiliki koneksi dengan Garda Revolusi Iran dan milisi yang didukungnya di Irak dan Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan udara ke 85 target yang memiliki koneksi dengan Garda Revolusi Iran dan milisi yang didukungnya di Irak dan Suriah. Dilaporkan serangan balasan terhadap pasukan AS itu menewaskan hampir 40 orang.

Serangan yang melibatkan pesawat bomber jarak jauh B-1 merupakan respon pertama serangan milisi yang didukung Iran di Yordania pekan lalu. Diperkirakan militer AS akan menggelar operasi lebih lanjut dalam beberapa hari kedepan.

Baca Juga

Serangan ini mengintensifkan konflik Israel di Gaza yang sudah menyebar ke seluruh kawasan. "(Serangan ini mewakili) kesalahan besar dan strategis AS lainnya yang hanya akan meningkatkan ketegangan dan instabilitas," kata juru bicara kementerian luar negeri Iran Nasser Kanaani, Sabtu (3/2/2024).

Iran memanggil pelaksana tugas duta besar atau charge d'affaires AS di Baghdad untuk menyampaikan protes resmi. Pasukan keamanan Irak yang juga didukung Iran, Pasukan Mobil Rakyat mengatakan 16 anggotanya tewas termasuk pejuang dan medis. Sebelumnya pemerintah mengatakan 16 warga sipil turut menjadi korban tewas.

Direktur lembaga hak asasi manusia Syrian Observatory for Human Right Rami Abdulrahman mengatakan serangan ke Suriah menewaskan 23 orang yang menjaga lokasi-lokasi target serangan.

Direktur Staf Gabungan Angkatan Bersenjata AS Letnan Jenderal Douglas Sims mengatakan serangan tersebut tampaknya berhasil. Memicu ledakan berantai kedua ketika bom mengenai persenjataan milisi. Ia mengatakan serangan  digelar dengan pengetahuan akan ada korban jiwa dalam serangan ke fasilitas tersebut.

Meski menggelar serangan tapi Pentagon mengatakan AS tidak ingin berperang melawan Iran dan juga yakin Teheran juga tidak menginginkan perang. Sementara Partai Republik semakin menekan Presiden AS Joe Biden untuk menggelar serangan langsung.

Iran yang mendukung Hamas menjaga jarak dari perang Israel dan Hamas di Gaza. Walaupun kelompok-kelompok yang didukung Iran di Lebanon, Yaman, Irak dan Suriah terlibat dalam beberapa serangan. Kelompok-kelompok yangbernama "Poros Perlawanan" itu memusuhi Israel dan AS.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan usai serangan tersebut Biden memerintahkan tindakan langsung ke IRGC dan yang kelompok-kelompok yang memiliki koneksi dengan pasukan elit Iran itu. "Ini awal dari respon kami," kata Austin.

"Kami tidak ingin mencari konflik di Timur Tengah atau tempat lain, tapi presiden dan saya tidak akan menoleransi serangan ke pasukan Amerika," kata Austin.

Dalam pernyataannya pemerintah Irak mengatakan salah satu area yang dibom pesawat AS merupakan pangkalan pasukan keamanan Irak yang terletak di dekat lokasi sipil. Irak mengatakan selain korban tewas sebanyak 23 orang terluka.

Gedung Putih mengatakan AS sudah memberi informasi ke Irak sebelum serangan digelar. Baghdad kemudian menuduh AS berbohong, dengan mengatakan klaim koordinasi AS dengan pihak berwenang Irak "tak mendasar."

Pada Jumat (2/2/2024) lalu Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan negaranya tidak akan memulai perang tapi akan "merespon keras" siapa pun yang mengganggunya. Ia tidak menyinggung serangan AS dalam pidatonya memperingati hari teknologi Iran pada Sabtu kemarin.

Dalam laporan kantor berita semi resmi Iran, Fars, Duta Besar Iran di Irak Hossein Akbari mengecil serangan udara itu. Ia membantah serangan-serangan itu menghantam target-target yang memiliki koneksi dengan Iran dan mengatakan tujuannya "untuk menghancurkan infrastruktur sipil Suriah."

Hamas menyebut Washington menyiram "minyak ke api." Sementara Inggris menyebut AS sebagai sekutu "kuat" dan mendukung hak AS untuk merespons serangan.

Menteri Luar Negeri Polandia Radek Sikorsi yang menghadiri pertemuan Uni Eropa di Brussels mengatakan serangan AS karena proksi-proksi Iran "bermain dengan api."

Militer AS mengatakan serangan mereka menghantam pusat komando dan kontrol, gudang roket, rudal dan drone. Serta fasilitas logistik dan rantai pasokan amunisi.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement