REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Demi menekan angka golput, seluruh pihak mensosialisasikan ajak untuk memberikan hak suaranya pada Rabu 14 Februari 2024. Termasuk yang dilakukan oleh kelompok pegiat sosial Campaign yang bekerja sama langsung dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan menggelar pawai di Car Free Day (CFD) Jakarta.
“Sejalan dengan cita-cita kemerdekaan Indonesia dan hati nurani kita, KPU RI berharap, gerakan ini dapat menyadarkan masyarakat khususnya generasi muda untuk tidak golput," kata Kepala Bagian Hubungan Antar Lembaga KPU RI Dohardo Pakpahan dalam siaran pers, Ahad (4/2/2024).
Dohardo menegaskan soal pentingnya partisipasi aktif dalam proses demokrasi. Dia mengungkapkan, untuk mendukung pelaksanaan Pemilu, negara telah mengalokasikan anggaran yang cukup besar sehingga dengan anggaran itu perlu adanya pertanggungjawaban untuk menjadikan pemilih yang cerdas dan berkualitas.
Dohardo pun mengajak masyarakat untuk menjaga integritas dan ketertiban dalam Pemilu serentak 2024, sesuai dengan prinsip-prinsip Luber Jurdil atau langsung umum bebas rahasia jujur dan adil.
Senada dengan itu, Wandha Dwiutari, seorang content creator dan presenter, menekankan Pemilu juga menjadi kesempatan bagi perempuan untuk memilih pemimpin yang mewakili suara mereka. Menurut catatannya, dari total 204 juta pemilih pemilu pada 2024, sekitar 102,58 juta adalah pemilih perempuan.
“Suara ini dapat digunakan untuk merealisasikan kebutuhan perempuan. Perempuan tahu permasalahan apa yang kerap dihadapi, seperti masih tingginya kasus kekerasan seksual, kesenjangan pendidikan, dan masih banyak lagi,” kata Wandha.
Wandha yakin, melalui Pemilu, rakyat bisa memilih siapa yang akan mewakili suara perempuan. Menambahkan hal itu, Mohamad Bijaksana Junerosano, founder Waste4Change, meyakini, golput tak hanya merugikan kualitas demokrasi, tapi juga berdampak pada masa depan lingkungan, khususnya pengelolaan sampah di Indonesia.
“Dari segi lingkungan, golput jelas bukan pilihan yang bijak. Melihat permasalahan sampah saat ini, kita butuh pemimpin yang punya perhatian khusus pada pengelolaan sampah yang baik, seperti bagaimana praktik kebijakan mendaur ulang sampah di level rumah tangga,” kata Bijaksana.
Meski saat ini sudah ada peraturan pemerintah yang mengatur tentang pengelolaan sampah, namun pada praktiknya, Mohamad Bijaksana menyayangkan sampah masih tertimbun di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan di sembarang tempat, bagkan di sungai.
“Dengan berpartisipasi dalam pemilu, kita tidak akan memilih pemimpin yang abai terhadap lingkungan,” ujar Bijaksana.
Sebagai informasi, pada pawai anti golput ini Campaign berkolaborasi dengan 31 komunitas sosial, bergerak untuk mengurangi angka golput. Marketing & Communications Manager Campaign, Laras Sabila Putri menjelaskan, melalui program #SuarakanCintamu, pihaknya mengadakan berbagai kegiatan, dari webinar untuk memberdayakan generasi muda hingga pawai di CFD.
“Kami juga menginisiasi tantangan digital yang telah diikuti oleh lebih dari 5.000 orang dan terus bertambah. Dengan cara se-simple mengunggah foto di aplikasi Campaign #ForABetterWorld,” tutur Laras.
Laras melanjutkan, melalui cara itu masyarakat tidak hanya menekankan pentingnya partisipasi generasi muda dalam demokrasi, tetapi juga secara otomatis berdonasi untuk komunitas sosial yang membutuhkan, tanpa biaya sepeserpun.
“Kami yakin, bersama, kita dapat menciptakan perubahan positif untuk masa depan yang lebih baik,” ungkap Laras.
Laras memastikan, pihaknya terus membuka peluang berkolaborasi dengan seluruh komunitas sosial dari berbagai isu untuk menciptakan dampak positif yang lebih besar. “Komunitas akan dibantu dengan amplifikasi yang lebih masif serta dipertemukan dengan donatur untuk mengatasi permasalahan sosial,” kata dia.
Diketahui, Campaign adalah platform karya anak bangsa yang menghubungkan individu, komunitas, dan sponsor yang peduli tentang isu sosial. Campaign percaya bahwa setiap orang memiliki peran dan tanggung jawab untuk menjadikan dunia ini lebih baik.