Senin 05 Feb 2024 12:44 WIB

Ada Gerakan Ubah BUMN Jadi Koperasi, Arya: Kalau Idenya Salah, Akui Saja

Arya menyebut gagasan tentang menjadikan BUMN sebagai koperasi sangat aneh.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga
Foto: Republika/ Muhammad Nursyamsi
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga mengatakan, Menteri BUMN Erick Thohir memberikan pernyataan jelas terkait wacana menjadikan BUMN sebagai koperasi. Hal ini merupakan tanggapan Erick atas pertanyaan yang diajukan awak media beberapa waktu lalu. 

"Ide menjadikan BUMN jadi koperasi, dikatakan kalau Pak Erick memelintir. Itu tidak benar. Itu saat wartawan doorstop, Pak Erick menanyakan itu dan Pak Erick menjawab dengan clear masalah itu," ujar Arya di Jakarta, Senin (5/2/2024).

Baca Juga

Arya menyampaikan, wacana mengubah BUMN menjadi koperasi berasal dari salah satu tim sukses (timses) salah satu pasangan calon (paslon) capres dan cawapres. Arya menyebut wacana tersebut pun marak disebarkan di sejumlah media online atau daring. 

"Kami juga memantau, ternyata itu pemberitaan masif banget mengenai ide itu, ya sudah lah kalau memang ide itu salah, akui salah saja. Jangan mengatakan kita yang melintir," ucap Arya.

Arya menyebut gagasan tentang menjadikan BUMN sebagai koperasi sangat aneh. Arya mengatakan hal tersebut akan membuat 1,6 juta karyawan BUMN menjadi pengangguran dan ratusan juta keluarga akan terdampak dengan ide tersebut.

Arya mengatakan, BUMN tak sekadar motor penggerak ekonomi yang berisikan para pekerja di lingkungan BUMN. Arya menyampaikan, ekosistem BUMN juga ditopang oleh dukungan pihak-pihak ketiga yang bersama-sama membangun perekonomian nasional, baik swasta maupun UMKM. 

"Yang pasti pemberitaannya masif, kami dapat 100 lebih media online memberitakan itu, beritakan mengenai ide itu yang dilakukan di tempat timses. Jadi ya sudah kalau memang salah idenya terima salah, jangan mengatakan orang lain hoaks, karena dari bukti yang kami dapat, benar kok ada penyebaran ide itu ke mana-mana," kata Arya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement