Senin 05 Feb 2024 14:06 WIB

Agar Musibah Terasa Ringan Dijalani, Ingat Nasihat Syekh Aidh Al Qarni

Setiap manusia umumnya diberikan ujian dan juga musibah.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Musibah Bencana alam (ilustrasi).
Foto: Antara/Embong Salampessy
Musibah Bencana alam (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Setiap manusia umumnya diberikan ujian dan juga musibah untuk dihadapi. Namun tatkala musibah datang, sifat naluriah manusia untuk bersedih tentunya sah-sah saja asal jangan berlarut-larut.

Syekh Aidh Al Qarni dalam kitab La Tahzan mengingatkan pentingnya keteguhan iman dan sikap tawakal kepada Allah jika seorang hamba dilanda kesedihan atau musibah. Maka agar musibah yang sedang dijalani terasa ringan, Syekh Aidh Al Qarni menjabarkan sejumlah tips yang dapat diaplikasikan ketika dilanda musibah:

Baca Juga

Pertama, tunggulah pahala dan ganjaran di sisi Allah. Sebab ketika seorang hamba bersabar dalam menghadapi musibah, sesungguhnya ia sedang meladang pahala untuknya sebagai ganjaran atas kesabarannya.

Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Surat Az Zumar ayat 10:

قُلۡ يٰعِبَادِ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا اتَّقُوۡا رَبَّكُمۡ‌ ؕ لِلَّذِيۡنَ اَحۡسَنُوۡا فِىۡ هٰذِهِ الدُّنۡيَا حَسَنَةٌ ‌ ؕ وَاَرۡضُ اللّٰهِ وَاسِعَةٌ ‌ ؕ اِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوۡنَ اَجۡرَهُمۡ بِغَيۡرِ حِسَابٍ

“Qul yaa 'ibaadil laziina aamanut taquu Rabbakum; lillaziina ahsanuu fii haazihid dunyaa hasanah; wa ardul laahi waasi'ah; innamaa yuwaffas saabiruuna ajrahum bighayri hisab.”

Yang artinya, “Katakanlah (Muhammad), "Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu." Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.”

Kedua, melihat kepada orang lain yang mendapat musibah. Nyatanya, musibah yang diterima seorang hamba bukan hanya jatuh kepadanya seorang. Setiap makhluk Allah mengalami cobaan dan juga musibah.

Ketiga, barangkali musibah yang menimpa seorang hamba itu jauh lebih ringan dibandingkan dengan yang menimpa orang lain.

Keempat, musiah itu menimpa hal-hal yang berkaitan dengan dunia saja, bukan agama.

Kelima, melakukan ubudiyah dalam sebuah kepasrahan. Sebab ibadah-ibadah yang dilakukan pada saat-saat tertekan terkadang lebih agung dibandingkan dengan yang dilakukan pada saat-saat berbahagia.

Keenam, tidak ada siasat untuk menghindarkan musibah. Sehingga seorang hamba tidak perlu berkilah untuk menghindari musibah.

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement