Senin 05 Feb 2024 13:52 WIB

Curah Hujan di Majalengka Sangat Tinggi, Warga Diimbau Waspadai Hal Ini

BPBD mengimbau masyarakat di Majalengka untuk mewaspadai ancaman petir.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Warga mengenakan jas hujan untuk beraktivitas
Foto: Republika/Prayogi
Warga mengenakan jas hujan untuk beraktivitas

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA-- Memasuki pekan pertama Februari 2024, wilayah Kabupaten Majalengka masih berada di masa puncak musim hujan. Oleh karena itu, masyarakat di daerah itupun diimbau untuk mewaspadai sambaran petir.

Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda BPBD Majalengka, Rezza Permana mengatakan, berdasarkan prakiraan BMKG, masa puncak musim hujan di Kabupaten Majalengka akan berlangsung hingga Maret 2024. Di masa puncak musim hujan, curah hujannya bisa mencapai lebih dari 300 mm.

Baca Juga

‘’Dari data BMKG, intensitas curah hujan di Majalengka pada masa puncak musim hujan ini termasuk kategori sangat tinggi,’’ ujar Rezza, Senin (5/2/2024).

Di masa puncak musim hujan seperti sekarang, BPBD mengimbau masyarakat di Majalengka untuk mewaspadai ancaman petir. Khususnya saat sedang terjadi hujan intensitas sedang hingga tinggi.

Hal itu dikarenakan karakteristik wilayah Kabupaten Majalengka tergolong rawan terhadap sambaran petir. Adapun titik yang dinilai cukup rawan sambaran petir adalah di wilayah tengah hingga utara Kabupaten Majalengka. ‘’Kami mengimbau warga selalu waspada terhadap potensi ancaman petir, terutama saat hujan deras melanda,’’ kata Rezza. 

Rezza pun mengingatkan masyarakat untuk menghindari areal persawahan atau perkebunan, tanah kosong, lapangan, maupun taman saat hujan deras melanda. Pasalnya, petir selalu mencari tanah lapang untuk melepaskan energinya.

Sambaran petir di Kabupaten Majalengka pada musim hujan saat ini pun telah memakan korban. Seorang warga tewas dan seorang lainnya mengalami luka akibat tersambar petir di areal persawahan di wilayah Desa Kertasari, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka, pada Rabu (10/1/2024) petang.

Saat itu, mereka sedang dalam perjalanan pulang ke arah Cirebon dengan mengendarai sepeda motor. Karena hujan, mereka memutuskan untuk berteduh di saung kecil yang berada di pinggir jalan di areal persawahan. Namun, petir tiba-tiba menyambar keduanya.    

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement