REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Salah satu kitab karya Imam Syafii yang masyhur berjudul Ar Risalah yang bermakna surat. Apa maksud dan mengapa nama tersebut dipilih untuk dijadikan judul kitab oleh Imam Syafii?
Untuk mengetahui lebih jauh tentang asal-muasal nama Ar Risalah itu, maka sebaiknya umat Islam memahami terlebih dahulu mengenai kitab besutan Imam Syafii ini. Moh Yusni Amru Ghozaly dalam buku Fikih Al Hadits menjelaskan, kitab Ar Risalah muncul setelah berbagai ilmu pengetahuan marak dibukukan. Ar Risalah sendiri dilihat dari genrenya merupakan karya monumental yang menandai proses perkembangan ilmu pengetahuan dalam Islam.
Kitab Ar Risalah menandai lahirnya genre baru yang mengharmonikan antara beberapa disiplin ilmu dalam Islam. Antara lain ilmu fikih dengan ilmu hadits atau dengan ilmu ushul. Setelah masa ini, kelak lahir genre lain dalam perkembangan ilmu pengetahuan Islam, yakni genre peristilahan yang kemudian dikategorikan sebagai ilmu musthalah.
Beberapa ulama kontemporer lain juga mengutarakan yang sama dengan Mahmud Al Thahhan bahwa kitab Ar Risalah tidak sekadar kitab fikih, tetapi juga kitab hadits. Ar Risalah ini, menurut ulama Imam Fakhrurrazi, dikarang dua kali. Kali pertama adalah ketika Imam Syafii di Baghdad, Irak, dan kali kedua ketika Imam Syafii hijrah ke Mesir.
Akan tetapi, Ar Risalah yang pertama tidak ditemukan naskahnya. Dengan demikian, Ar Risalah yang ada saat ini adalah karangan yang kedua. Adapun dinamakan dengan kata Ar Risalah disebabkan Abdurrahman bin Mahdi (198 Hijriyah) menulis surat kepada Imam Syafii agar menuliskan baginya sebuah kitab yang menjelaskan tentang syarat-syarat beristidlal dengan Alquran, sunnah, ijma, dan qiyas.
Juga penjelasan tentang nasikh dan mansukh serta tentang am dan khash. Oleh karena itu, Imam Syafii menyanggupinya dengan mengarang kitab Ar Risalah. Lalu dikirimkan kepada Abdurrahman bin Mahdi. Sebenarnya, Imam Syafii sendiri tidak menamainya dengan Ar Risalah, melainkan Al Kitab.
Maka ketika membaca isi kitab tersebut, Abdurrahman bin Mahdi tercengang dan berkata, “Saya tidak menyangka jika Allah SWT menciptakan manusia seperti ini. Setiap kali saya sholat, saya selalu mendoakan Imam Syafii.”