REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Lembaga swadaya masyarakat Defense for Children International mengatakan Israel menyita jenazah anak laki-laki Palestina berusia 14 tahun. Anak itu tewas dibunuh pasukan Israel dekat Yerusalem, daerah pendudukan Tepi Barat.
Defense for Children mengatakan dengan disitanya jenazah Wadea Shadi Sa’d Elayan maka jumlah jenazah anak-anak yang disita Israel menjadi 25. "Anak-anak tidak bisa beristirahat dengan tenang meski sudah meninggal karena pihak berwenang Israel terus menyita jenazah-jenazah anak-anak dan menahannya dari keluarganya tanpa batas waktu," kata direktur akuntabilitas Defense for Children Ayed Abu Eqtaish dalam pernyataannya seperti dikutip Aljazirah, Selasa (6/2/2024).
"Tindakan pihak berwenang Israel menyita dan menahan jenazah melanggar hukum humanitarian internasional dan hukum hak asasi manusia internasional," kata Defense for Children.
Sejak 2016 sampai saat ini Israel menyita 25 jenazah anak-anak dari keluarga mereka. Praktik ini disetujui mahkamah tinggi Israel pada tahun 2019 setelah pemerintah memerintahkan jenazah warga Palestina yang dituduh menyerang Israel ditahan dari keluarga mereka.
Menurut Defense for Children sepanjang 2023 lalu 121 anak-anak dibunuh tentara Israel dan pemukim ilegal Israel di daerah pendudukan Tepi Barat. Tahun ini sudah 15 anak-anak di daerah pendudukan itu dibunuh tentara dan pemukim Israel.
Dalam pernyataannya, Defense for Children mengatakan Wadea, ditembak pasukan Israel sekitar pukul 12.30 siang pada Ahad (5/2/2024) kemarin di dekat pemukiman ilegal Israel, Ma'ale Adumim, sebelah timur Yerusalem di Tepi Barat. Wadea diduga berusaha menikam seorang tentara Israel di bundaran yang mengarah ke Ma'ale Adumim.
Wadea berlari sekitar lima meter sebelum jatuh ke tanah, dan seorang tentara Israel menembaknya lagi. Pasukan Israel menyita mayat Wadea setelah membunuhnya. "Wadea tumbuh di lingkungan yang sangat militeristik di mana tentara Israel dan para pemukim (Israel) melakukan kekerasan terhadap warga Palestina," kata Ayed Abu Eqtaish.
Sekitar pukul 15.30, petugas intelijen Israel memanggil ayah Wadea k pos pemeriksaan militer Israel yang dikenal sebagai Rachel Dome di sebelah utara Bethlehem. Pasukan Israel memberitahunya putranya terbunuh dan tidak mengizinkannya untuk melihat atau mengidentifikasi jenazah Wadea. Ayahnya dibebaskan dari tahanan militer Israel sementara jasad Wadea masih ditahan.