Selasa 06 Feb 2024 15:34 WIB

Kemenparekraf dan Bizhare Fasilitasi Pendanaan kepada Bobocabin

Fasilitasi akses pendanaan ini dilakukan melalui urun dana partisipasi masyarakat.

Hotel kapsul Bobobox.
Foto: Bobobox
Hotel kapsul Bobobox.

REPUBLIKA.CO.ID, KINABALU -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berkolaborasi dengan Bizhare memfasilitasi akses pendanaan kepada Bobocabin yang sedang melakukan ekspansi di Desa Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah, dengan total pendanaan sebesar lebih dari Rp 6,5 miliar.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, fasilitasi akses pendanaan ini dilakukan melalui mekanisme securities crowdfunding atau urun dana yang berasal partisipasi aktif masyarakat untuk menjadi investor. "Ini adalah securities crowdfunding pertama untuk fasilitas pariwisata yang hari ini diinovasikan," kata Menparekraf sebagaimana dikutip dalam siaran pers, Selasa (6/2/2024).

Baca Juga

Sebanyak lebih dari 190 investor telah melakukan pre-order pendanaan pada penginapan perusahaan berbasis kabin di Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah, dengan total lebih dari 23.000 lembar saham atau setara dengan lebih dari Rp 1 miliar, jumlah ini diproyeksikan akan terus bertambah.

"Kita harapkan semakin banyak terobosan-terobosan investasi ke depan di sektor pariwisata," ujarnya.

Founder dan CEO Bizhare Heinrich Vincent mengatakan masyarakat dapat berkontribusi menjadi pemilik usaha di sektor pariwisata pada perusahaan penginapan berbentuk kabin di alam ini dengan skema kepemilikan saham. Hal ini diharapkan dapat menjadi efek crowd marketing untuk bisnis dari penginapan itu, sehingga membuat masyarakat memiliki rasa kepemilikan yang tinggi karena telah menjadi investor, sehingga akan tergerak ikut membantu mempromosikan bisnis tersebut.

Co-Founder Bobobox Antonius Bong mengungkapkan, dari sisi permintaan dan sisi pasokan perusahaannya masih memiliki potensi untuk inovasi adalah pada sisi pasokan (supply side). Diakuinya, di tiap lokasinya penginapan itu hanya memiliki satu investor dengan ticket size yang cukup besar. Ini membuat para investor yang ingin berinvestasi dengan jumlah yang kecil sulit untuk menjadi bagian investasi dari penginapan.

"Dengan kolaborasi bersama ini tentunya sangat membantu. Jadi kita sudah menemukan sisi pasokan yang sekaligus membantu permintaan untuk membentuk suatu ekosistem dimana investornya bisa berkontribusi dan mereka pun bisa mendorong pertumbuhan dari permintaan melalui ikut menginap juga dan mengembangkan popularitas penginapan tersebut," ujarnya.

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement