Selasa 06 Feb 2024 23:18 WIB

Tafsir Alquran tentang Mengapa Malam Waktu Istirahat

Malam digunakan sebagai waktu istirahat.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Tidur Rasulullah SAW (ilustrasi)
Foto: republika
Tidur Rasulullah SAW (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,

 

Baca Juga

JAKARTA -- Sebagian orang mungkin bertanya-tanya mengapa rasa kantuk begitu tinggi di malam hari dan mengapa siang hari menjadi waktu untuk beraktivitas. Allah SWT berfirman:

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal." (QS. Ali Imran ayat 190)

Dr Nadiah Thayyarah dalam "Sains dalam Al-Qur'an: Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah", memberi penjelasan ihwal hal tersebut, dengan mendasarkan pada pertanyaan "Bagaimana tubuh mengetahui bahwa waktu yang sedang dijalaninya adalah siang atau malam hari?"

Dia memaparkan bahwa menurut para ilmuwan, di dalam bagian tengah otak manusia terdapat organ bernama hipotalamus. Organ hipotalamus ini bekerja seolah-olah jam biologis yang mengatur ritme kerja organ-organ tubuh lainnya. Hipotalamus sangat sensitif terhadap rangsangan cahaya.

"Maka ketika cahaya matahari pada siang hari masuk ke mata kemudian jatuh di retina dan diubah menjadi sinyal saraf, maka saraf mata akan meneruskan sinyal ini menuju hipotalamus," jelasnya.

Kuatnya rangsangan cahaya ini berdampak negatif terhadap kinerja hipotalamus, dan memaksa kelenjar pineal menekan laju produksi melatonin (hormon perangsang rasa kantuk). Karena itu seseorang akan tetap sadar dan terbangun.

Adapun ketika waktu malam tiba, ketika intensitas cahaya berkurang, hipotalamus kembali aktif memberikan rangsangan kepada kelenjar pineal agar menambah produksi melatonin. Akibatnya, seseorang mengalami rasa kantuk yang kuat sehingga memaksa tubuh untuk mengurangi aktivitas.

"Saat itu, seseorang akan segera beranjak ke tempat tidurnya untuk istirahat. Seperti itulah jam biologis memonitor dan mendeteksi pergantian waktu dengan bantuan hipotalamus," ujarnya.

Ayat 190 Surat Ali Imran memberikan petunjuk bahwa bagi bagi sel-sel tubuh, siang hari adalah kematian dan malam hari adalah kehidupan. Siang menggantikan malam secara perlahan, terus-menerus hingga akhir zaman.

Pada surat lain, Allah SWT berfirman:

وَهُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الَّيْلَ لِبَاسًا وَّالنَّوْمَ سُبَاتًا وَّجَعَلَ النَّهَارَ نُشُوْرًا

"Dan Dialah yang menjadikan malam untukmu (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangkit berusaha." (QS. Al Furqan ayat 47)

Demikian juga firman Allah di surat lain, seperti Surat An Naba ayat 9-11, Surat Al Qashash ayat 73, dan Ali Imran ayat 27, mengenai pemanfaatan waktu siang dan malam.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement