REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut, sepanjang masa kampanye semua pasangan capres-cawapres ataupun caleg berlomba-lomba menjanjikan berbagai program kepada rakyat. Namun, para kandidat jarang membahas cara meningkatkan pendapatan negara untuk membiayai berbagai program yang dijanjikan.
Menurut AHY, apabila pendapatan negara tidak ditambah, maka presiden dan wakil presiden terpilih akan sulit membiayai program yang diusung. Dia mewanti-wanti agar pemerintahan selanjutnya tidak membiayai program menggunakan utang.
"Pembiayaan belanja negara melalui peningkatan utang bukanlah solusi yang berkelanjutan. Apalagi pandemi Covid-19 yang lalu telah memaksa kita untuk meningkatkan utang," kata AHY dalam pidato politik terakhirnya jelang hari pencoblosan Pemilu 2024, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Selasa (6/2/2024).
AHY menjelaskan, penambahan pendapatan negara harus bertumpu pada peningkatan penerimaan pajak dan penerimaan negara bukan pajak. Namun, caranya bukan dengan menaikkan tarif pajak.
"Solusi yang tepat dan berkesinambungan adalah dengan mendorong pendapatan negara melalui upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional," kata putra sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.
AHY mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia harus digenjot ke angka 6-7 persen. Partai Demokrat, kata dia, mengusulkan empat cara yang harus ditempuh untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menambah penghasilan negara.
Pertama, meningkatkan konsumsi dengan cara menjaga tingkat inflasi dan mendorong redistribusi ekonomi. Kedua, meningkatkan investasi dengan cara memperbaiki iklim usaha dan daya saing nasional.
Ketiga, memfokuskan belanja pemerintah ke sektor-sektor produktif yang dapat menciptakan lapangan kerja. Keempat, meningkatkan nilai ekspor Indonesia dengan cara menerapkan kebijakan hilirisasi atau pengolahan sumber daya alam (SDA) di dalam negeri.
Menurut AHY, strategi pertumbuhan ekonomi tersebut akan lebih mudah direalisasikan apabila pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo-Gibran berhasil menjadi presiden-wakil presiden 2024-2029. Selain itu, Partai Demokrat juga harus mendapatkan lebih banyak kursi di parlemen agar bisa mengawal Pemerintahan Prabowo-Gibran kelak.
"Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami meminta doa dukungan untuk Partai Demokrat dan Prabowo-Gibran untuk mewujudkan cita-cita kita," kata AHY.