Rabu 07 Feb 2024 07:25 WIB

Dolar AS Melemah Dorong Penguatan Harga Emas

Penurunan imbal hasil obligasi Treasury AS turut mendukung penguatan harga emas.

Red: Ahmad Fikri Noor
Ilustrasi emas batangan murni.
Foto: ANTARA/Shutterstock/aa. (Shutterstock/Oleksan
Ilustrasi emas batangan murni.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik pada Selasa (6/2/2024) atau Rabu pagi WIB seiring pelemahan dolar Amerika Serikat (AS). Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April tercatat naik 8,50 dolar AS atau 0,42 persen menjadi ditutup pada 2.051,40 dolar AS per ounce. Penurunan imbal hasil obligasi Treasury AS turut mendukung penguatan harga emas.

Pada Selasa (6/2/2024), Presiden Fed Cleveland Loretta Mester menyatakan dalam pertemuan Ohio Bankers League di Colombus, Ohio, bahwa Federal Reserve dapat menurunkan suku bunga pada “tahun ini” dan memperingatkan akan menjadi “kesalahan” untuk memangkas suku bunga terlalu cepat.

Baca Juga

"Ini akan menjadi kesalahan untuk menurunkan suku bunga terlalu cepat atau terburu-buru tanpa bukti yang cukup bahwa inflasi berada pada jalur yang berkelanjutan dan tepat waktu kembali ke 2 persen," kata Mester.

Di samping itu, beberapa pejabat Fed lainnya disebut akan berbicara pada pekan ini.

Analis pasar berpendapat bahwa rilis data indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) mungkin menjadi pendorong potensial bagi pergerakan harga emas dalam jangka pendek. Terkait logam mulia perak, untuk pengiriman Maret naik 5,60 sen atau 0,25 persen menjadi ditutup pada 22.478 dolar per ounce. Harga platinum untuk pengiriman April naik 7,50 dolar AS atau 0,83 persen ditutup menjadi 903,50 dolar per ounce.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement