REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL — Pemerintah regional Wallonia di Belgia selatan telah menangguhkan dua izin ekspor senjata ke Israel pada hari Senin (5/2/2024). Para pejabat mengatakan, keputusan tersebut disebabkan oleh kemerosotan situasi kemanusiaan di Jalur Gaza yang tidak dapat diterima.
Mereka juga mengutip keputusan Mahkamah Internasional baru-baru ini yang memerintahkan Israel untuk menghentikan genosida di Gaza. Keputusan tersebut diambil beberapa hari setelah sekelompok LSM menulis surat terbuka yang menyerukan Menteri-Presiden Walloon Elio Di Rupo untuk segera menghentikan ekspor senjata ke Israel.
Amnesty International Belgia, Liga Hak Asasi Manusia, Koordinasi Aksi Nasional untuk Perdamaian dan Demokrasi dan Vredesactie (Aksi Perdamaian), memperingatkan dalam surat mereka, yang diterbitkan di harian Belgia Le Soir pada tanggal 2 Februari 2024, bahwa jika permintaan tersebut tidak dijawab dalam waktu delapan hari , hal ini akan disebut sebagai “pengadilan yang kompeten untuk menegakkan hukum internasional”.
Sebagai negara pihak pada Konvensi Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida, Belgia harus menghormati kewajiban untuk mencegah genosida. “Ini secara khusus berarti tidak memberi Israel sarana yang memungkinkan mereka melakukan tindakan yang berpotensi menyebabkan genosida,” kata mereka dalam surat itu, dilansir dari Middle East Eye, Rabu (7/2/2024).
Menteri Perumahan Christophe Collignon, yang berbicara di parlemen pada hari Senin, mengumumkan bahwa Di Rupo untuk sementara menangguhkan dua lisensi ahli mesiu yang diberikan kepada pabrik amunisi PB Clermont di Liege pada tahun 2023. Collignon menambahkan bahwa tujuan akhir bubuk mesiu tersebut bukanlah Israel, tapi negara-negara Eropa.
Namun, perintah Mahkamah Internasional pada 26 Januari 2024, badan peradilan utama PBB, serta memburuknya situasi kemanusiaan di Jalur Gaza yang tidak dapat diterima menyebabkan Menteri-Presiden untuk sementara waktu menangguhkan izin yang sah,” dia menambahkan.
Seruan kepada perusahaan dan organisasi untuk menghentikan hubungan dengan Israel semakin meningkat ketika perang Israel di Gaza mendekati bulan kelima. Hal yang sama dilakukan oleh sebuah perusahaan pertahanan di Jepang, Itochu Corporation, yang mengakhiri perjanjian kerjasama mereka dengan Elbit Systems Isrel.
Kepala Keuangan Itochu, Hachimura Tsuyoshi, mengumkan bahwa pada akhir Februari nanti perjanjian mereka akan berakhir. Alasan berakhirnya perjanjian kerja sama tersebut adalah perang Israel di Gaza dan keputusan sementara ICJ.
Serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 27.585 warga Palestina di Gaza, dan melukai sedikitnya 67 ribu lainnya dalam empat bulan perang, menurut kementerian kesehatan Palestina. Sebanyak 7.000 orang lainnya hilang, diyakini tewas atau terkubur di bawah reruntuhan.