Rabu 07 Feb 2024 10:05 WIB

Pakai Kuas Bulu untuk Masak? Hati-Hati Risiko tak Halal dan Terbuat dari Bulu Babi

Kuas bulu tidak disarankan untuk memasak karena berpotensi terbuat dari bulu babi.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Qommarria Rostanti
Kuas bulu (ilustrasi), Kuas bulu tidak disarankan untuk memasak karena berpotensi tidak halal dan berbahaya bagi kesehatan.
Foto: www.freepik.com
Kuas bulu (ilustrasi), Kuas bulu tidak disarankan untuk memasak karena berpotensi tidak halal dan berbahaya bagi kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika memasak, bukan hanya bahan masakan yang perlu diperhatikan. Aneka macam perlatan masak yang digunakan ketika memasak, selain demi alasan kesehatan juga untuk jaminan kehalalan bagi umat Islam. Salah satunya keamanan dan kehalalan dari kuas bulu.

Beberapa waktu lalu, peserta MasterChef Setiabudi Season 6 mengunggah video di akun Instagram-nya @fajaralam_s. Di bagian caption tertulis “Cermat memakai peralatan untuk kegiatan masak, khususnya kuas. Kalau saya memilih kuas dari bahan silikon anti panas, untuk kegiatan baking, mengoles ikan bakar, jagung bakar, dll”.

Baca Juga

Video tersebut dibuka dengan kalimat, “Stop jangan pakai kuas seperti ini untuk keperluan memasak ya”. Terpampang gambar kuas bulu yang difungsinya untuk mengecat di video tersebut.

Selanjutnya di video tersebut ada potongan wawancara seorang perempuan memegang kuas bulu yang berasal dari bulu babi. “Yang berasal dari bulu babi tapi dari sini kita hanya difungsikan hanya untuk bangunan, hanya untuk mengecat bangunan rumah atau jalan atau gapura-gapura. Jadi tidak untuk makanan contohnya dioleskan pada margarin untuk bakar roti, untuk bakar jagung bakar, atau untuk ayam bakar itu tidak boleh. Dari sini kita sudah menyertakan ya, kita sudah memberi label yang bertuliskan ‘berasal dari bulu babi'. Jadi jelas sekali para konsumen harus peka dengan tulisan tersebut bila beli di toko-toko”.

Di video itu, Fajar menyarankan orang-orang memakai kuas dengan berbahan dasar silikon dengan berbagai macam ukuran bulu dan ketebalannya untuk memasak.

Pertanyaannya kemudian, apakah kuas bulu sama sekali tidak boleh digunakan untuk kegiatan masak? Chef sekaligus wirausahawan Eki Kramadibrata mengatakan, kuas bulu boleh saja digunakan untuk kegiatan memasak seperti baking, mengoles ikan bakar, ayam bakar, dan jagung bakar, asalkan bulunya berasal dari bulu yang aman seperti bulu kambing. 

“Hati-hati impor dari China banyak yang menggunakan bulu babi,” ujar Chef Eki saat dihubungi Republika.co.id, Senin (5/2/2024). 

Chef Eki memahami adanya imbauan agar tidak menggunakan kuas bulu ketika memasak. Menurut dia, bisa jadi jika kuas bulu digunakan untuk membakar makanan maka bulunya bisa ikut terbakar.

Chef Eki mengatakan, bulu yang terbakar pasti akan menimbulkan aroma bulu terbakar atau bau gosong. “Jadi pasti memengaruhi rasa,” katanya.

Menurut Chef Eki, sekarang orang mulai menyadari bahaya bulu. “Sekarang orang mulai aware akan bahaya bulu, karena kadang-kadang rancu. Jadi orang beralih ke kuas bahan silikon, tahan api, dan food grade,” ujar Chef Eki. 

BACA JUGA: Mitos Kue Keranjang Imlek, Benarkah untuk 'Tutup Mulut' Dewa Dapur Agar tak Bongkar Aib Keluarga?

Kelompok pengawas racun BAN Toxics yang berbasis Quezon City, Filipina, menyuarakan keprihatinan atas penggunaan kuas cat untuk mengoles saus barbekyu meskipun ada peraturan kesehatan dan keselamatan di negara tersebut. BAN Toxics melakukan pemantauan di lokasi terhadap jajanan kaki lima yang dipanggang dan menemukan bahwa beberapa pedagang masih menggunakan kuas cat sebagai alat pengoles. 

Kelompok tersebut membeli sampel-sampel kuas cat untuk pemeriksaan kimia. Dengan menggunakan SCIAPS X-200HH XRF Analyzer, kuas cat ditemukan mengandung timbal hingga 2.989 bagian per juta (ppm), melebihi batas ambang batas sebesar 90 ppm yang diizinkan berdasarkan DENR Chemical Control Order for Lead and Lead Compound (DAO 2013-24). 

“Kuas-kuas cat hanya untuk penggunaan cat dan bukan untuk menyiapkan makanan. Para pedagang jajanan kaki lima harus menahan diri untuk tidak menggunakan kuas sebagai alat pengoles, karena gagang yang dicat akan rusak dan dapat mencemari makanan panggang dengan timbal beracun,” kata Thony Dizon, juru kampanye Toxics, BAN Toxics pada 2023, dilansir Pressenza.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement