REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Milenial Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Surabaya mengkhawatirkan nasib mereka terkait ide perubahan BUMN menjadi koperasi. Ide mengubah BUMN menjadi koperasi tersebut terlontar dalam diskusi tim sukses (Timses) pasangan Capres-Cawapres nomor urut 01, Anies-Muhaimin
Ketua Milenial BUMN Surabaya Raya, Bagusranu Wahyudi Putra mengatakan, BUMN sejauh ini telah terbukti menjadi banteng pertahanan ekonomi Indonesia. "BUMN telah membutikan diri menjadi banteng pertahanan ekonomi Indonesia di saat normal hingga keadaan sangat darurat seperti saat Pandemi Covid-19," kata Ranu, Selasa (6/2/2024).
Ranu berpendapat, di bawah kepemimpinan Erick Thohir, BUMN telah berubah menjadi lebih sehat. Kontribusi terhadap keuangan negara pun disebutnya meningkat signifikan. Maka dari itu, ide perubahan BUMN menjadi koperasi menurutnya adalah ide yang tidak busa diterima.
"Dengan BUMN yang untung besar, BUMN dapat menyalurkan dividen ke kas negara lebih besar lagi," ujarnya.
Wakil Ketua Milenial BUMN Surabaya, Berry FS Pariela menambahkan, kondisi BUMN semakin haru semakin sehat dan kuat. Anak-anak muda juga diberi kesempatan untuk mengembangkan diri di sana. Sebagai milenial, Berry yakin dengan tata kelola perusahaan yang baik akan memanjangkan umur BUMN.
"Kami selama ini sebagai bagian dari BUMN selalu fokus pada Good Corporate Governance," kata dia.
Berry pun mengaku tidak bisa membayangkan Indonesia akan seperti apa jika BUMN diubah menjadi koperasi. Belum lagi, langkah tersebut akan berdampak pada tenaga kerja tang saat ini menggantungkan hidup di perusahaan-perusahaan BUMN.
"Lalu kalau kini mau dibubarkan dan diubah jadi koperasi, bagaimana nasib kami anak-anak muda yang sudah mulai merasakan transformasi yang ada," ujar Berry.
Berry menegaskan, pernyataan yang ingin mengubah BUMN menjadi koperasi merupakan hal yang cukup meresahkan. "Siapapun yang bisa menyatakan BUMN harus diubah jadi koperasi, ya kami mohon ralat pernyataannya. Ini membuat keresahan di antara kami karyawan muda di BUMN," ucapnya.