Rabu 07 Feb 2024 12:51 WIB

Saudi Tegaskan Tolak Normalisasi Diplomatik dengan Israel Sebelum Palestina Merdeka

kemerdekaan Palestina akan membuka jalan bagi terciptanya perdamaian di kawasan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Setyanavidita livicansera
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan.
Foto: EPA-EFE/KHALED ELFIQI
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH –- Arab Saudi kembali menegaskan posisinya kepada Amerika Serikat (AS) bahwa mereka tidak akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel sebelum Palestina merdeka. Hal itu merespons pernyataan Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby yang mengklaim bahwa Riyadh masih terlibat dalam pembicaraan tentang normalisasi diplomatik dengan Tel Aviv.

“Kerajaan (Saudi-red) telah menyampaikan posisi tegasnya pada pemerintah AS bahwa tidak akan ada normalisasi diplomatik dengan Israel kecuali negara merdeka Palestina diakui dalam garis perbatasan 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arab Saudi dalam sebuah pernyataan yang dirilis di akun X resminya, Selasa (6/2/2024).

Baca Juga

Saudi pun menuntut agar Israel segera menghentikan agresinya ke Jalur Gaza dan menarik pasukannya dari wilayah tersebut. Riyadh menyerukan kepada anggota permanen Dewan Keamanan PBB yang belum mengakui negara Palestina untuk segera memberi pengakuan. “Dengan begitu rakyat Palestina bisa memperoleh hak-hak sah mereka dan perdamaian yang adil serta komprehensif dapat dicapai untuk semua,” kata Kemenlu Saudi.

Pada Selasa lalu, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengungkapkan, pemerintahan Presiden Joe Biden masih berusaha mewujudkan normalisasi diplomatik antara Saudi dan Israel. “Kami tentu mendapat tanggapan positif dari kedua belah pihak, sehingga mereka bersedia melanjutkan diskusi tersebut,” ujarnya.