Rabu 07 Feb 2024 15:47 WIB

Hujan di Puncak Merapi, Waspada Bahaya Aliran Lahar Dingin

Durasi hujan di puncak Merapi mencapai tiga jam sembilan menit.

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Friska Yolandha
Luncuran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Srumbung, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (2/2/2024). Data pemantauan BPPTKG menunjukkan suplai magma yang masih berlangsung dapat memicu terjadinya awan panas guguran di daerah potensi bahaya dan mengimbau masyarakat untuk mewaspadai lahar saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Luncuran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Srumbung, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (2/2/2024). Data pemantauan BPPTKG menunjukkan suplai magma yang masih berlangsung dapat memicu terjadinya awan panas guguran di daerah potensi bahaya dan mengimbau masyarakat untuk mewaspadai lahar saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan terjadi hujan di puncak Gunung Merapi, Rabu (7/2/2024) ini. Hujan tersebut terjadi dengan intensitas mencapai 6,42 milimeter per jam.

Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso mengatakan, hujan tersebut sudah terjadi sejak pukul 11.33 WIB. Hingga 14.45 WIB, hujan masih terus berlangsung.

Baca Juga

"Durasi hujan (sudah mencapai) tiga jam sembilan menit. Intensitas hujan 6,42 milimeter per jam, dan hujan masih berlangsung saat ini," kata Agus, Rabu (7/2/2024).

Untuk itu, pihaknya meminta agar masyarakat waspada terhadap bahaya lahar dingin di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Selain itu, masyarakat juga diminta waspada terhadap awan panas guguran (APG) di daerah yang masuk dalam potensi bahaya.

"Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan," ucap Agus.

BPPTKG sebelumnya juga mencatat bahwa terjadi penambahan aliran lahar dingin di sungai-sungai yang berhulu di Merapi. Hal ini menyusul terjadinya hujan dengan intensitas ringan, sedang hingga lebat di sekitar kawasan Merapi.

Pada periode pengamatan 26 Januari hingga 1 Februari 2024, BPPTKG mencatat ada penambahan aliran lahar dingin di Kali Senowo dan Apu pada 30 Januari. Selain itu juga ada penambahan aliran lahar dingin di Kali Boyong pada 30 Januari, serta di Kali Gendol pada 31 Januari dan 1 Februari 2024.

"Pada minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan sebesar 71 milimeter per jam selama 80 menit di Pos Kaliurang pada tanggal 30 Januari 2024," kata BPPTKG belum lama ini.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement