REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat nilai penawaran produk industri kecil dan menengah (IKM) kerajinan lokal di Tanah Air selama mengikuti Pameran Ambiente di Messe Frankfurt, Jerman, mencapai 775 ribu dolar AS.
"Nilai penawaran produk IKM kerajinan lokal dalam pameran ternama kelas dunia, yaitu Pameran Ambiente di Messe Frankfurt, Jerman, pada akhir Januari 2024 sebesar 775 ribu dolar AS," kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita dalam keterangan di Jakarta, Rabu (7/2/2024).
Direktorat Jenderal (Ditjen) IKMA Kemenperin memfasilitasi 10 IKM untuk ikut serta dalam Pameran Ambiente 2024. Para penerima fasilitas tersebut, yaitu Grandis Home, Bana Andaru Nusantara, Yogya Indo Global, Jawa Classic, Alam Cipta Karya, Hasibuan Design, Abbacraft Multi Kreasi, Art Classic Indonesia, Indorisakti, dan Siji Lifestyle.
Reni menyampaikan, Kemenperin juga mencatat nilai permintaan akan produk 10 IKM dalam pameran tersebut mencapai 457 ribu dolar AS. Para pembeli potensial berasal dari Asia, Eropa, maupun Amerika.
"Melalui Pameran Ambiente ini diharapkan akan terbangun ekonomi dan perdagangan yang lebih kuat bagi industri kerajinan Indonesia di Eropa," kata Reni.
Reni menambahkan partisipasi Ditjen IKMA Kemenperin yang ke-14 dalam Pameran Ambiente sejak 2008. Keikutsertaan tersebut sebagai salah satu upaya mengembangkan industri kerajinan dalam pengembangan pasar ekspor, di samping perbaikan neraca perdagangan Indonesia.
Pameran Ambiente yang digelar di Messe Frankfurt, Jerman tersebut merupakan pameran dagang internasional di sektor home decor dan kerajinan. Ambiente dilaksanakan setiap tahun dan menjadi salah satu pameran bergengsi di Eropa, yang tahun ini dihadiri oleh 3.681 peserta dan pengunjung dari 168 negara selama tanggal 26-30 Januari 2024.
Sebelumnya, Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) menyatakan kinerja industri mebel dan kerajinan nasional mengalami penurunan ekspor sebesar 28 persen pada 2023.
Ketua Umum Himki Abdul Sobur dalam keterangan tertulis di Jakarta Rabu (3/1), menyebut total kinerja ekspor gabungan pada 2022, senilai 2,5 miliar dolar AS turun menjadi 1,8 miliar pada 2023 atau merosot 28 persen secara akumulasi. Abdul menyebutkan data ekspor mebel per September 2023 mencapai 1,29 miliar dolar AS turun dari 2021 yang tercatat 1,86 miliar atau turun 30 persen (YoY).
Sementara itu, untuk ekspor produk kerajinan pada 2023, tercatat 513 juta dolar AS turun 21 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 647 juta dolar AS. Menurut Abdul, kondisi tersebut mengajarkan pelaku industri mebel dan kerajinan yang tergabung dalam Himki untuk dapat beradaptasi dengan kondisi ekonomi dan sosial.