REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga mengatakan keterwakilan perempuan dalam politik masih menghadapi tantangan, salah satunya budaya dan adat.
"Tidak dapat dipungkiri, peluang dan kesempatan perempuan masih terbelenggu dalam sistem budaya dan adat yang belum sepenuhnya dapat menerima kehadiran dan partisipasi penuh perempuan dalam berbagai bidang, salah satunya bidang politik," kata Menteri PPPA Bintang Puspayoga dalam webinar bertajuk "Dukung Perempuan dalam Pemilu 2024", di Jakarta, Rabu (7/2/2024).
Menurut Bintang, Pemilu merupakan instrumen utama dalam tatanan demokrasi. Sebuah Pemilu yang demokratis mengisyaratkan inklusivitas dimana semua kelompok masyarakat memiliki kesempatan yang sama dalam berpartisipasi.
"Partisipasi politik yang tidak diskriminatif akan membuka ruang keberagaman dalam keterwakilan politik, baik terkait suku, agama, ras, jenis kelamin, dan lain sebagainya. Keberagaman dalam keterwakilan yang menjadi perhatian kita bersama adalah keterwakilan perempuan dalam parlemen," katanya.
Menurut dia, Indonesia sebagai salah satu negara demokrasi di dunia, sudah seharusnya meningkatkan ruang partisipasi dan representasi politik perempuan agar terfasilitasi dengan baik.
"Karena perempuan adalah pembangun peradaban setiap anak yang lahir, bertumbuh menjadi pemimpin, tidak lepas dari peran seorang ibu atau perempuan," kata Bintang Puspayoga.
Pihaknya meyakini bahwa keterlibatan perempuan dalam politik akan mampu membangun pendekatan-pendekatan kebijakan yang lebih humanis, sehingga melibatkan perempuan dalam politik merupakan investasi untuk mengawal masa depan bangsa ke arah yang lebih baik.