REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor Dimas Anggara membintangi film Lafran dan berperan sebagai Lafran Pane, seorang pendiri organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Film tersebut mengangkat kisah dan perjuangan Lafran Pane dari masa kecil hingga ia berhasil mendirikan HMI yang dikenal sebagai salah satu organisasi terbesar sampai saat ini.
Dimas mengaku banyak mengambil inspirasi dan pelajaran dari karakter yang dia perankan. Sosok Lafran Pane juga punya karakter demokratis dan bisa relate dengan momen Pemilu sekarang di mana suhu politik kerap memanas.
"Iya gak boleh dong, kita sebagai bangsa Indonesia gak boleh terpecah belah, jangan dong (di Pemilu)," kata Dimas di sela konferensi pers di Jakarta, belum lama ini.
Sampai saat ini pemikiran Lafran Pane masih sangat relevan dan aktual dengan situasi yang dihadapi umat dan bangsa. Film berjudul Lafran ini diproduksi sebelum masa pandemi tahun 2020. Setelah pandemi berakhir, KAHMI, Reborn Initiatives dan Radepa Studio menuntaskan seluruh produksi biography pictures (bio-pict) Lafran.
Tahun 2024 dianggap sebagai menjadi momentum tepat untuk merilis film Lafran. Film ini bisa menjadi inspirasi dalam upaya terus menerus menyatukan seluruh komponen bangsa setelah hajatan Pemilu 2024, kendTi direncanakan tayang di bioskop pada Mei mendatang.
"Film Lafran ini menjadi ‘pemanggil’ untuk mereka mereka-mereka yang pernah merasa sebagai kader HMI, datang dan menyaksikan film Lafran ini," kata Dr Arief Rosyid Hasan, Produser Eksekutif film Lafran.
Selama 77 tahun HMI berdiri sejak 5 Februari 1947, telah menjadi organisasi mahasiswa Islam yang mampu memberikan sumbangsih besar dalam menegakkan Indonesia. Dua nilai agung yang tertanam dalam ruh HMI, yakni nilai kebangsaan dan keislaman, menjadi jalan bagi terwujudnya Islam yang rahmatan lil ‘alamiin.
Wajah Islam yang ramah, toleran, serta....