REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengupil adalah hal yang cukup umum dilakukan oleh semua orang. Akan tetapi, kebiasaan mengupil yang terlalu sering ternyata berpotensi bisa meningkatkan peluang terjadinya penyakit Alzheimer.
Mengupil secara obsesif dikenal juga dengan istilah rhinotillexomania. Menurut studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari Australia, kebiasaan mengupil yang terlalu sering bisa mempermudah masuknya kuman dari tangan ke hidung. Kuman-kuman inilah yang bisa memicu terjadinya masalah kesehatan serius di kemudian hari, termasuk penyakit Alzheimer.
Tim peneliti mengungkapkan bahwa jamur, bakteri, atau virus yang masuk melalui hidung setelah mengupil bisa "berjalan" hingga ke otak. Di otak, kuman-kuman tersebut dapat memicu peradangan dan meningkatkan risiko demensia seperti penyakit Alzheimer.
Peningkatan ini bisa terjadi karena beta amyloid dapat diproduksi di otak sebagai bagian dari mekanisme perlindungan saat peradangan terjadi. Beta amyloid ini bisa menumpuk dan memengaruhi sel-sel otak yang sehat.
"Peradangan saraf dalam penyakit Alzheimer bisa disebabkan sebagiannya oleh patogen virus, bakteri, dan jamur yang masuk ke otak melalui hidung dan sistem penciuman," ungkap tim peneliti dari Western Sydney University, seperti dilansir Express pada Rabu (7/2/2024).
Untuk menghindari risiko ini, tim peneliti menganjurkan orang-orang untuk mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer secara berkala. Menjaga kebersihan tangan juga perlu sangat diperhatikan ketika akan mengupil.
"Perbaikan kebersihan tangan bisa menjadi langkah pencegahan yang mudah," ungkap tim peneliti.
Penyakit Alzheimer merupakan jenis demensia yang paling umum. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa sekitar 60-70 persen kasus demensia adalah penyakit Alzheimer.
"Demensia saat ini menjadi penyebab kematian ketujuh terbanyak dan salah satu penyebab disabilitas serta ketergantungan terbesar di antara lansia di dunia," kata WHO.