Kamis 08 Feb 2024 00:02 WIB

Terdampak Boikot, Laba dan Penjualan Unilever Indonesia Anjlok

Unilever membukukan laba bersih sebesar Rp 4,8 triliun pada 2023.

Tampilan logo Unilever.
Foto: AP/Tatan Syuflana
Tampilan logo Unilever.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Unilever Indonesia Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp 4,8 triliun pada 2023. Angka itu anjlok 10,51 persen dibandingkan tahun sebelumnya dengan capaian laba bersih sebesar Rp 5,36 triliun.

Dikutip dari laporan keuangan yang disampaikan perusahaan melalui keterbukaan informasi, Unilever juga mencatatkan penurunan penjualan bersih. Emiten bersandi UNVR itu hanya mampu mencetak penjualan bersih sebesar Rp 38,6 triliun atau turun 6,32 persen dari sebelumnya Rp 41,21 triliun pada 2022.

Baca Juga

Presiden Direktur Unilever Indonesia Benjie Yap menjelaskan, terdapat faktor sentimen geopolitik yang membuat arah kinerja positif perusahaan menjadi berbelok.

"Pada kuartal III 2023, bisnis kami mulai tumbuh dengan mencatatkan kenaikan penjualan domestik sebesar 3,3 persen, didorong oleh pertumbuhan volume dasar yang positif sebesar 4,3 persen," kata Benjie dalam "Unilever Indonesia Financial Result 2023" di Jakarta, Rabu (7/2/2024).

Namun, lanjut Benjie, pada November dan Desember 2023 terdapat dampak pergeseran sentimen yang disebabkan oleh situasi geopolitik dan mengakibatkan penjualan domestik tahun tutup buku Unilever Indonesia di 2023 menjadi minus 5,2 persen.

Perseroan tetap berkomitmen untuk fokus pada pertumbuhan jangka panjang dengan secara konsisten melaksanakan lima prioritas strategis.

Kelima prioritas strategis tersebut yakni memperkuat dan membuka potensi dari brand-brand (jenama) utama, memperluas portofolio ke premium dan segmen nilai (value segment), membangun execution powerhouse, memimpin kapabilitas transformasional, dan menempatkan prinsip keberlanjutan sebagai inti dari perseroan.

Lebih lanjut Benjie menyampaikan, ke depan perseroan akan berfokus pada pengembangan pasar yang konsisten. Pada 2023, perseroan melanjutkan upaya strategisnya untuk mendorong pengembangan pasar yang berfokus pada perluasan jangkauan di berbagai sektor.

Contoh utama dari keberhasilan dalam upaya ini, kata Benjie, terlihat pada kategori foods and refreshement.

"Pendekatan ini telah berhasil mendorong peningkatan frekuensi penggunaan yang luar biasa dan mampu menarik lebih banyak pengguna. Hal ini berujung pada peningkatan pangsa volume untuk bisnis nutrition," terang Benjie.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement