Kamis 08 Feb 2024 12:59 WIB

Teladan Nabi Muhammad: Murah Hati dan tidak Pernah Menimbun Harta

Nabi Muhammad SAW tidak pernah melewatkan satu malam pun dengan menyimpan uang.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Nabi Muhammad SAW.
Foto: Republika.co.id
Nabi Muhammad SAW.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW adalah manusia yang paling sabar, berani, adil dan pemaaf. Tangan beliau tidak pernah menyentuh wanita yang bukan muhrimnya.

Rasulullah SAW adalah seorang yang paling murah hati. Nabi Muhammad SAW tidak pernah melewatkan satu malam pun dengan menyimpan uang karena semua uangnya selalu disedekahkan.

Baca Juga

Jika memiliki kelebihan uang berapapun nilainya, lantas tidak ada lagi orang yang dapat diberi sedekah, maka beliau tidak akan pulang sebelum uang itu diberikan kepada orang miskin atau orang yang membutuhkan.

BACA JUGA: Ketika Wafat Nabi Muhammad SAW tidak Meninggalkan Harta Warisan

Nabi Muhammad SAW tidak pernah menyimpan untuk lebih dari setahun perbekalan (persediaan makanan) keluarganya. Nabi Muhammad SAW mengambil seperlima dari apa saja yang datang kepadanya dengan mudah, seperti tamar (kurma kering) dan sya'ir (sejenis gandum) untuk setahun saja. Jika berlebih dari keperluan keluarganya, maka beliau pasti menyedekahkannya.

Nabi Muhammad SAW akan bersedekah kepada siapa yang meminta, sampai-sampai persediaan makanannya untuk setahun itu pun ada yang diberikan sehingga seringkali persediaan itu belum setahun sudah habis.

Kisah sepotong emas Nabi Muhammad...

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement