Kamis 08 Feb 2024 14:38 WIB

Gerilyawan Muslim dan Pemerintah Thailand Sepakat Akhiri Kekerasan

Kedua pihak mengadakan perundingan selama dua hari di Kuala Lumpur.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Muslim Pattani Thailand, menjalankan ibadah Shalat Id di sebuah masjid di Provinsi Pattani, Thailand Selatan.
Foto: REUTERS/Surapan Boonthanom
Muslim Pattani Thailand, menjalankan ibadah Shalat Id di sebuah masjid di Provinsi Pattani, Thailand Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Thailand bersama kelompok Muslim bersepakat mengakhiri kekerasan yang selama ini terjadi di negeri Gajah Putih itu. Peta jalan perdamaian telah dibentuk guna mengakhiri konflik yang berlangsung selama puluhan tahun.

Dilansir di Aljazirah, Kamis (8/2/2024), Pemerintah Thailand dan gerilyawan Muslim di selatan negara itu secara prinsip telah menyetujui peta jalan yang diperbarui untuk mencoba mengakhiri pertempuran yang telah berlangsung selama puluhan tahun.

Baca Juga

Fasilitator perdamaian asal Malaysia Zulkifli Zainal Abidin mengatakan kedua belah pihak pada prinsipnya telah menyetujui rencana perdamaian yang lebih baik. “Ini merupakan terobosan besar setelah dialog terhenti setahun terakhir akibat pemilu Thailand,” katanya.

Kedua pihak mengadakan perundingan selama dua hari di ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur, dan akan bertemu lagi dalam dua bulan ke depan untuk membahas perincian rencana tersebut. Mereka berharap menyetujui gencatan senjata yang mencakup bulan puasa Ramadhan, yang dimulai pada 10 Maret dan festival Songkran di Thailand pada pertengahan April.

Malaysia telah menjadi tuan rumah dan memfasilitasi pembicaraan antara kelompok separatis dan pemerintah Thailand sejak 2013, tetapi hanya sedikit kemajuan yang dicapai.

"Terkait rencana perdamaian, jika tim teknis setuju, akan ditandatangani sesegera mungkin. Ada cahaya di ujung terowongan. Kedua belah pihak bersedia membubuhkan pena di atas kertas. Sebelumnya, tidak ada pembicaraan untuk menandatangani dokumen apa pun,” kata dia.

Lebih dari 7.000 orang meninggal dalam kekerasan...

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement