Kamis 08 Feb 2024 23:02 WIB

Blinken Sebut Hamas Buka Ruang untuk Capai Kesepakatan Gencatan Senjata, Bagaimana Israel?

Netanyahu malah bersumpah akan melanjutkan serangan Israel di Jalur Gaza.

Red: Lida Puspaningtyas
  US Secretary of State Antony Blinken (L) meets with Palestinian President Mahmoud Abbas (R) at the Palestinian Authority headquarters in the West Bank city of Ramallah, 07 February 2024. Blinken is on a regional tour of the Middle East in a diplomatic effort to reach an agreement that secures the release of all remaining hostages and includes a humanitarian pause to allow the delivery of humanitarian aid to civilians in the Gaza Strip.
Foto: EPA-EFE/ALAA BADARNEH
US Secretary of State Antony Blinken (L) meets with Palestinian President Mahmoud Abbas (R) at the Palestinian Authority headquarters in the West Bank city of Ramallah, 07 February 2024. Blinken is on a regional tour of the Middle East in a diplomatic effort to reach an agreement that secures the release of all remaining hostages and includes a humanitarian pause to allow the delivery of humanitarian aid to civilians in the Gaza Strip.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken menyebut tanggapan kelompok Hamas Palestina terhadap proposal gencatan senjata dan pembebasan sandera dengan Israel telah menciptakan ruang untuk mencapai kesepakatan.

“Meskipun respons Hamas jelas-jelas tidak bisa dimulai, kami pikir hal ini akan menciptakan ruang bagi tercapainya kesepakatan. Dan kami akan berupaya mencapainya tanpa henti sampai kami mencapainya,” kata Blinken dalam konferensi pers di Tel Aviv, Israel, pada Rabu (7/2/2024).

Baca Juga

Pernyataan Blinken disampaikan tak lama setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut tuntutan Hamas untuk perjanjian gencatan senjata dan pembebasan sandera adalah "khayalan". Netanyahu malah bersumpah akan melanjutkan serangan Israel di Jalur Gaza hingga "menang telak" melawan Hamas.

Pada Selasa (6/2), Hamas menyatakan telah menyampaikan tanggapannya kepada Mesir dan Qatar mengenai “kerangka perjanjian” untuk usulan kesepakatan pertukaran tahanan dan gencatan senjata di Jalur Gaza.