REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mantan kapten Manchester United, Gary Neville dan Roy Keane, berbicara tentang kecurigaan bahwa beberapa tim yang mereka hadapi di Liga Champions pada tahun-tahun awal abad ke-21 mungkin telah menggunakan doping untuk mendapatkan keuntungan yang tidak adil.
Neville dan Keane tidak menyebutkan nama atau melontarkan tuduhan langsung, namun secara longgar menunjuk beberapa "tim Italia" yang pernah mereka hadapi di Eropa.
"Ada beberapa yang melekat di benak saya dan saya akan mengatakan ini untuk alasan hukum, saya pikir ada beberapa tim yang kami lawan yang tidak bersih. Kami memikirkannya pada saat itu," jelas Neville dalam episode terbaru Stick to Football bersama Keane dan Jamie Carragher.
"Anda melihat kembali apa yang terjadi setelahnya dalam bersepeda dan olahraga lain serta dokter dan kemudian Anda berpikir, 'Tunggu dulu?" tambahnya saat ketiganya membahas malam-malam terberat mereka di Eropa.
"Secara fisik, kami bugar, kami bukan peminum. Saya keluar dari lapangan melawan tim Italia dan berpikir, 'Itu tidak benar. Itu tidak benar, saya minta maaf'. Dan saya tahu bahwa beberapa pemain lain, pada pertengahan tahun 2000-an, juga memikirkan hal yang sama."
Keane juga memberikan pendapatnya tentang topik tersebut, "Kami melawan beberapa tim tertentu, saya akan berjalan keluar dan merasa sangat terpukul. Saya akan melihat para pemain yang saya lawan, beberapa tim Italia, dan mereka terlihat seperti belum pernah memainkan pertandingan."
Baca juga: 10 Cara Keluar dari Kesulitan Masalah Hidup Menurut Alquran dan Hadits
Sepak bola Italia telah dicemari oleh tuduhan doping di masa lalu. Pada 2004, seorang dokter Juventus dinyatakan bersalah karena memberikan obat peningkat performa antara 1994 dan 1998. Seorang terdakwa lainnya dibebaskan pada saat itu dan yang ketiga melakukan pengakuan bersalah.
Penyelidikan awalnya diluncurkan setelah pelatih Roma saat itu, Zdenek Zeman, mengatakan pada 1998 bahwa sepak bola "perlu keluar dari apotek". Dokter yang bersangkutan, yang dijatuhi hukuman penjara 22 bulan yang ditangguhkan, kemudian dibebaskan dari tuduhan 'penipuan olahraga' oleh pengadilan banding Turin pada tahun 2005.
Sumber: 90min