Jumat 09 Feb 2024 07:39 WIB

BPBD: 8.170 Warga Demak Mengungsi Akibat Banjir

Banjir terjadi pula karena jebolnya tanggul Sungai Wulan dan Jratun.

Sejumlah pengendara truk maupun mobil pribadi beristirahat dan memarkirkan kendaraan mereka di jalan raya karena jalur Pantura Semarang-Kudus terendam banjir di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Kamis (8/2/2024) malam.  Jalur utama dari arah barat atau Kabupaten Demak menuju ke arah timur atau Kabupaten Kudus maupun sebaliknya terputus karena banjir yang menggenangi jalur tersebut akibat jebolnya tanggul Sungai Wulan dan Tuntang, sementara itu pihak kepolisian dan dinas perhubungan telah mengalihkan arus lalu lintas ke sejumlah jalur alternatif.
Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
Sejumlah pengendara truk maupun mobil pribadi beristirahat dan memarkirkan kendaraan mereka di jalan raya karena jalur Pantura Semarang-Kudus terendam banjir di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Kamis (8/2/2024) malam. Jalur utama dari arah barat atau Kabupaten Demak menuju ke arah timur atau Kabupaten Kudus maupun sebaliknya terputus karena banjir yang menggenangi jalur tersebut akibat jebolnya tanggul Sungai Wulan dan Tuntang, sementara itu pihak kepolisian dan dinas perhubungan telah mengalihkan arus lalu lintas ke sejumlah jalur alternatif.

REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, Jawa Tengah, mencatat jumlah warga Kabupaten Demak yang mengungsi akibat banjir mencapai 8.170 orang. Pengungsi berasal dari berbagai daerah yang terdampak banjir.

"Jumlah warga yang mengungsi sebanyak itu, merupakan hasil pendataan per Kamis (8/2/2024) pukul 22.00 WIB," kata Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Demak M Agus Nugroho Luhur, Jumat (9/2/2024).

Baca Juga

Tentunya, kata dia, jumlah pengungsi tersebut juga sudah termasuk dampak banjir yang dialami warga di Kecamatan Karanganyar, menyusul jebolnya tanggul Sungai Wulan dan Sungai Jratun.   

Ribuan pengungsi tersebut, ada yang menempati tempat ibadah, balai desa, dan sekolah. Sedangkan pengungsi terbanyak di Desa Kedungwaru Lor mencapai 4.500 jiwa, disusul Desa Undaan Kidul mencapai 2.569 orang. Sedangkan tempat lainnya jumlah pengungsi bervariasi.

Ia mengungkapkan tanggul Sungai Jratun jebol karena debit air yang tinggi, sehingga tanggul yang berada di Desa Tambirejo (Kecamatan Gajah) jebol dengan panjang antara 15-20 sentimeter (Cm). Sementara tanggul Sungai Wulan yang jebol, kata dia, terjadi di dua titik, yakni di Dukuh Norowito.

Akibat jebolnya tanggul Sungai Wulan dan Jratun, mengakibatkan empat desa di Kecamatan Karanganyar terdampak banjir. Seperti Desa Ketanjung, Desa Karanganyar, Desa Undaan Lor, dan Desa Ngemplik Wetan dengan jumlah rumah terdampak 1.350-an rumah.

"Kami masih melakukan pendataan di Kecamatan Karanganyar karena data yang masuk baru dari dua desa," ujarnya.

Rofiatun, salah satu warga Desa Kalianyar (Kecamatan Wonosalam) mengakui terpaksa mengungsi ke musala terdekat, mengingat rumahnya kebanjiran hingga ketinggian lutut kaki yang disebabkan karena jebolnya tanggul Sungai Tuntang sejak Selasa (6/2/2024) sore.  

Sementara total wilayah terdampak banjir sebanyak 30 desa yang tersebar di tujuh kecamatan. Sedangkan jumlah keluarga terdampak mencapai 16.389 keluarga, sedangkan jiwanya mencapai 63.465 jiwa, serta ratusan hektare areal pertanian.

Banjir yang terjadi di Kecamatan Karanganyar juga mengakibatkan akses Jalan Pantura Timur Demak-Kudus terputus karena tergenang banjir dengan kedalaman bisa mencapai 140-an cm.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement