REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan PDIP masih mencatatkan elektabilitas paling tinggi di beberapa hari jelang pencoblosan Pemilu 2024.
Survei yang dilakukan sejak 28 Januari sampai 4 Februari 2024 lalu itu kata Burhan memperlihatkan hasil elektabilitas PDIP adalah 20,3 persen.
PDIP unggul tipis dari Partai Gerindra yang mencatatkan elektabilitas 18,0 persen. Sedangkan di urutan tiga adalah Partai Golkar dengan elektabilitas 11,9 persen.
"Ini mungkin akan pertama kalinya Partai Golkar berada di luar dua besar. Biasanya Golkar minimal peringkat dua. Bahkan di Pemilu 2004 sempat nomor satu," kata Burhanuddin, Jumat (9/2/2024) di Jakarta.
Burhan meneruskan di peringkat empat adalah PKS dengan angka elektabilitas 8,4 persen. Lalu menyusul PKB dengan elektabilitas 8,3 persen. Di belakang PKB adalah Partai Demokrat 7,2 persen. Berikutnya PAN 5,5 persen, PSI 2,1 persen dan PPP 2,1 persen.
Survei ini menurut Burhan dilakukan dengan simulasi lambang partai. Survei ini dilakukan dengan multi stage random sampling dengan jumlah responden sebanyak 1.200 orang. Survei dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error 2,9 persen.
Burhan menambahkan persen pemilih saat ini merupakan pemilih lemah. Yang artinya pilihan mereka bisa saja berbeda dengan partai untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Tapi Partai yang pemilihnya sulit untuk berpindah pilihan lanjut Burhan adalah PKS. Di mana pemilih PKS menurut survei Indikator mayoritas sudah memantapkan pilihannya untuk Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.