REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai pemukiman baru yang terbentuk dari pemekaran RW 02, warga RT 08, RW 02 Kelurahan Jatisari, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, semangat bergotong royong untuk menyediakan tempat sholat berjamaah berupa musholla. Hal ini disebabkan karena pemukiman tersebut awalnya bukanlah kawasan perumahan, melainkan lahan kosong yang dibeli oleh warga.
Ketua RT dan Ketua Panitia Pembangunan Musholla Darussalam, Bapak Teguh, menjelaskan bahwa sejak tahun 2016 hingga kini, terdapat 31 warga yang bergabung dalam RT ini.
"Karena sudah banyak warga, maka kami memutuskan untuk memekarkan RT ini menjadi satu rukun tetangga. Namun, fasilitas umum seperti tempat ibadah tidak tersedia karena pemukiman ini terbentuk secara alamiah, bukan melalui pembangunan oleh pengembang," ujar Bapak Teguh.
Guna membantu mewujudkan impian warga itu, pada Jumat, 9 Februari 2024, BMH menyalurkan bantuan dari para donatur untuk pembangunan Musholla Darussalam.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada para muzakki yang telah berpartisipasi dalam pembangunan rumah Allah di RT ini. Kami berharap bahwa pada bulan Ramadhan tahun ini, musholla ini sudah dapat difungsikan sebagai pusat ibadah bagi warga RT 08," ungkap Yusran Yauma, Kadiv Prodaya BMH Perwakilan Jawa Tengah.
Ada kisah menarik dari perjuangan pengadaan tanah untuk musholla ini. Meskipun harga tanah tiba-tiba melonjak, warga tetap memutuskan untuk menggalang dana dan membeli tanah tersebut.
Namun, Allah memberikan keajaiban dengan adanya warga mewakafkan sebidang tanah tepat di sebelah tanah yang direncanakan untuk dibeli.
"Hal ini adalah tanda bahwa Allah selalu mendukung hamba-Nya yang berusaha mendekat kepada-Nya," ungkap Bapak Teguh.
Hingga saat ini, pembangunan mushola telah mencapai tahap pengerjaan cor dak lantai satu. Langkah selanjutnya adalah pemasangan atap dan tahapan-tahapan konstruksi berikutnya.
Warga berdoa dan berusaha semoga musholla ini dapat segera selesai dan dapat digunakan untuk ibadah pada bulan Ramadhan tahun ini.