Jumat 09 Feb 2024 20:40 WIB

Hindari Rute Laut Merah, Butuh Ongkos Tambahan Rp 15 Miliar

Ada perusahaan yang memutuskan menggunakan transportasi udara daripada laut.

Red: Ferry kisihandi
Peti kemas Maersk.
Foto: AP Photo
Peti kemas Maersk.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Perusahaan pengapalan raksasa, Maersk mengingatkan, Kamis (8/2/2024) gangguan pada rute pelayaran Laut Merah bisa berlangsung hingga setahun. Hingga saat ini, rute ini tak aman karena serangan yang dilakukan Houthi. 

Pemimpin redaksi Lloyds List, publikasi terkait pengapalan, Richard Meade kepada CNN menyatakan ada eksodus kapal kontainer besar dari Laut Merah dan Terusan Suez. Mereka tak lagi menggunakan rute Laut Merah tetapi ke Tanjung Harapan, Afrika Selatan. 

Baca Juga

Kapal-kapal yang mengangkut sepatu hingga telepon pintar dari pabrik di Asia untuk konsumen di Eropa, mengambil rute lebih jauh untuk menghindari Laut Merah. Padahal perairan penghubung Terusan Suez dan Laut Mediterania ini jadi lalu lintas 10-15 persen perdagangan. 

Termasuk ekspor minyak dan 30 persen volume pengapalan kontainer. Sejak November 2023, Houthi meningkatkan serangan terhadap kapal komersial yang melewati Laut Merah, sebagai dukungan perjuangan Palestina melawan Israel di Gaza.