REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Paris Saint-Germain (PSG) Nasser al-Khelaifi mengonfirmasi rencana sang juara Liga Prancis untuk meninggalkan stadion kandangnya setelah pejabat balai kota Paris memutuskan stadion tersebut tidak dijual.
Berbicara pada Kamis (8/2/2024) di sela-sela pertemuan komite eksekutif UEFA di Ibu Kota Prancis, Al-Khelaifi mengatakan, "Lebih mudah bagi kami sekarang, kami tahu apa yang kami inginkan. Ini sudah berakhir bagi kami."
Dibentuk pada tahun 1970, PSG mulai bermain di Parc des Princes dua tahun kemudian dan mendapat keuntungan dari kontrak jangka panjang.
Klub yang dimiliki oleh penyandang dana Qatar yang kaya raya, QSI, ingin tetap tinggal dan memiliki stadion tersebut. Namun, setelah delapan tahun berdiskusi, PSG harus mencari tempat lain setelah dewan kota Paris memutuskan untuk memastikan bahwa Parc des Princes tidak akan dijual.
Pada Januari, PSG mengatakan telah menginvestasikan lebih dari 85 juta euro atau sekira Rp 1,4 triliun untuk biaya pemeliharaan stadion. Pada saat itu, PSG mengatakan berkomitmen untuk menginvestasikan 500 juta euro atau sekira Rp 8,4 triliun lebih lanjut untuk renovasi agar dapat bersaing dengan klub-klub lain di level tertinggi di Eropa.
Namun tak disangka, klub malah akan fokus untuk mencari rumah baru. PSG tidak memberikan tenggat waktu untuk kepergiannya, seperti dikutip dari firstpost.