Sabtu 10 Feb 2024 07:19 WIB

Final Piala Asia: Qatar dan Yordania Berlomba Torehkan Tinta Emas

Qatar ingin mempertahankan gelar, tapi Yordania bertekad jadi juara baru Piala Asia.

Red: Israr Itah
Akram Afif dari Qatar (kiri) akan berusaha menjebol gawang Yordania pada final Piala Asia 2023, Sabtu (10/2/2024) malam ini.
Foto: AP
Akram Afif dari Qatar (kiri) akan berusaha menjebol gawang Yordania pada final Piala Asia 2023, Sabtu (10/2/2024) malam ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Qatar dan Yordania adalah dua negara Arab yang sangat stabil, moderat, dan terbuka kepada dunia luar dibandingkan umumnya negara Arab. Karena stabilitas itulah, mereka bisa berbangga menjadi dua negara Arab yang memiliki kepercayaan diri tinggi.

Pelatih Korea Selatan Jurgen Klinsman pernah berkata bahwa pola bermain sepak bola sebuah tim nasional menjadi cermin dari kultur di negeri tim nasional itu berasal.

Baca Juga

Hal itu di antaranya yang bisa disaksikan dari cara Qatar dan Yordania memainkan sepak bola. Kepercayaan diri dan daya tahan yang menjadi ciri sosial mereka terejawantahkan di lapangan hijau.

Kedua negara Arab yang dalam soal kekayaan ekonomi bagai bumi dan langit itu, akan bertemu dalam final Piala Asia 2023 di Stadion Lusail, Qatar, Sabtu (10/2/2024) pukul 22.00 WIB. Ini juga menjadi final Piala Asia sesama Arab ketiga setelah Irak melawan Arab Saudi pada 2007 dan Uni Emirat Arab versus Arab Saudi pada 1996.

Yordania mengubur Korea Selatan yang mengerahkan para bintang yang bermain di klub-klub top Eropa di semifinal. Mereka melakukannya dengan skuad yang lebih dari separuhnya produk lokal.

Hanya ada satu pemain jebolan Eropa dalam skuad Yordania, tapi pencapaian mereka melebihi Korea Selatan dan Jepang yang skuadnya dihuni pemain-pemain bintang yang membela klub-klub top Benua Biru.

Sepuluh dari 26 pemain yang dibawa pelatih Hussein Ammouta ke Piala Asia 2023, adalah pemain-pemain yang berkiprah di klub-klub asing yang kebanyakan di Timur Tengah, kecuali pemain paling menonjol mereka, gelandang Musa A-Taamari, yang bermain untuk Montpellier di Liga Prancis.

Sebaliknya, para pemain yang menjadi anggota skuad Qatar semuanya produk liga dalam negeri, seperti halnya China, Arab Saudi, Vietnam, Uni Emirat Arab, dan India.

Namun begitu, sebagaimana Arab Saudi, kekuatan keuangan yang membuat liga sepak bola Qatar menempa diri sampai mampu mendatangkan pemain-pemain top dari luar negeri, menjadi modal yang kuat untuk membentuk timnas yang kuat dan canggih.

Buktinya, Qatar mencapai babak yang tak bisa dicapai China, India dan Vietnam yang hanya bisa sampai pada fase grup.

Negara Arab superkaya ini membuat atlet sepak bolanya tak terpikir bermain di luar negeri, karena gaji mereka tak beda jauh atau bahkan lebih tinggi dari pemain-pemain yang merumput di Eropa. Mereka juga dimanjakan oleh fasilitas olahraga yang canggih dan lengkap.

Kini, dalam final Piala Asia 2023, juara bertahan Qatar tidak saja berpeluang menjadi negara kelima yang berturut-turut menjuarai Piala Asia, tapi juga membuktikan kualitas sepak bola mereka yang diguyur uang yang tak habis tujuh turunan, menampakkan hasil yang sudah seharusnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement