Sabtu 10 Feb 2024 10:36 WIB

Kampanye Terakhir Ganjar-Mahfud di Solo dan Semarang, Puan Optimistis ‘Kandang Banteng’

Ada pesan simbolis pelaksanaan kampanye terakhir dari Solo ke Semarang.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Irfan Fitrat
Ketua DPP PDIP Puan Maharani.
Foto: Republika/Alfian Choir
Ketua DPP PDIP Puan Maharani.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO — Kampanye terakhir pasangan calon presiden-wakil presiden (capres-cawapres) Ganjar Pranowo-Mahfud MD dilakukan di Jawa Tengah (Jateng), Sabtu (10/2/2024). Agenda kampanye bertajuk Hajatan Rakyat digelar di Benteng Vastenburg, Kota Solo. Setelah itu, kampanye dilakukan di Semarang.

Ketua DPP PDIP Puan Maharani optimistis Jateng akan tetap menjadi “kandang banteng”. “Ya, hari ini kita menggelar (kampanye) di Solo. Lalu nanti pindah ke Semarang. Insyaallah, Jawa Tengah tetap ‘kandang banteng’. Ya, kebetulan, alhamdulillah, kami (kampanye) dapat zona Jawa Tengah,” ujar Puan di Ngarsopuro, Sabtu.

Baca Juga

Ditanya soal agenda kampanye di Kota Solo berkaitan dengan daerah asal salah satu cawapres, yaitu Gibran Rakabuming Raka, Puan menepisnya. Ia mengeklaim, Jateng, khususnya Kota Solo, merupakan basis suara PDIP. “Solo karena basis PDIP, jadi kita datang ke sini. Kalau ada pendapat seperti itu (berkaitan dengan daerah asal Gibran) silakan menilai sendiri,” katanya.

Menurut Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid, kampanye terakhir dilakukan di Kota Solo dan Semarang sebagai simbol estafet kekuasaan dari Joko Widodo (Jokowi) kepada Ganjar.

“Mas Ganjar dan Prof Mahfud akan membuat sejarah baru di Solo. Solo itu adalah simbolis, melanjutkan apa yang sudah ada ke Semarang. Pak Jokowi kan rumahnya di Solo. Kalau Pak Ganjar itu di Semarang. Jadi, simbolis dari Solo ke Semarang,” ujar Arsjad.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement