Sabtu 10 Feb 2024 15:02 WIB

Pilih Pasangan yang Taat Agamanya, Termasuk Bagi Janda dan Duda

Islam mengajarkan cara mencari pasangan yang baik.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
 Pilih Pasangan yang Taat Agamanya, Termasuk Bagi Janda dan Duda. Foto:   Cinta,Mawar, Jodoh (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Pilih Pasangan yang Taat Agamanya, Termasuk Bagi Janda dan Duda. Foto: Cinta,Mawar, Jodoh (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Agama Islam memberi petunjuk bagaimana cara yang baik mencari pasangan bagi laki-laki maupun wanita yang masih lajang. Termasuk bagi mereka yang sudah menjadi duda atau janda, Islam mengajarkan cara mencari pasangan yang baik.

Satu di antara petunjuk-petunjuk dalam Islam dalam mencari pasangan adalah mencari pasangan yang taat beragama. Orang yang taat agamanya, taat kepada perintah Allah SWT dan Rasul-Nya tentu tidak akan berbuat jahat dan melampaui batas.

Baca Juga

Dalam kitab Qurrat Al-uyun bi Syarh Nazham Ibnu Yamun karangan Syekh Muhammad At-Tahami Ibnu Madani dijelaskan bahwa berkenaan dengan calon istri (suami), hendaklah ia terhindar dari hal-hal yang dapat membatalkan pernikahannya. Misalnya calon istri masih bersuami atau sedang dalam masa idah. Seorang calon istri juga harus mengerti kandungan kalimat syahadat yang pernah ia ucapkan dan memiliki ketaatan yang memadai.

Dalam sabdanya, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa seorang wanita dinikahi disebabkan harta, kecantikan, nasab, dan ketaatannya. 

Taat di sini adalah taat kepada perintah Allah SWT dan Rasul-Nya. Dapat dipahami bahwa tidak hanya laki-laki yang memilih wanita yang taat, tapi juga wanita memilih laki-laki yang taat beragama.

تنكح المرأَة لِمَا لِهَا وَجَمَالِهَا وَنَسَبِهَا وَدِينِهَا فَعَلَيْكَ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ.

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, "Seorang perempuan dinikahi disebabkan harta, kecantikan, nasab, dan ketaatannya. Hendaklah engkau memilih perempuan yang taat agar engkau beruntung."

Dalam hadits lain, dijelaskan bahwa sebaiknya menikahi pasangan karena ketaatannya kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.

مَنْ نَكَحَ الْمَرْأَةَ لِمَالِهَا وَجَمَالِهَا حَرَمَ اللَّهُ مَالَهَا وَجَمَالَهَا، وَمَنْ نَكَحَهَا لِدِينِهَا رَزَقَهُ اللَّهُ مَا لَهَا وَجَمَالَهَا.

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Siapapun menikahi seorang perempuan hanya karena harta dan kecantikannya, Allah pasti akan mengharamkan harta dan kecantikannya. Siapapun yang menikahi seorang perempuan karena ketaatannya, maka Allah akan melimpahinya anugerah berupa harta dan kecantikan perempuan itu."

Dalam hadits lainnya, diperintahkan mencari pasangan yang berakhlak baik.

لا تنكح المرأة لجمَالِهَا، فَلَعَلَّ جَمَالُهَا يُريبُهَا وَلَا لِمَالِهَا فَلَعَلَّ مَالَهَا يُطْغيها، وَأَنْ تَكُونَ طَيِّبَة الأخلاقي.

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Janganlah kalian menikah dengan seorang perempuan hanya disebabkan kecantikannya. Karena bisa jadi kecantikan perempuan itu akan menghinakannya. Seorang perempuan juga tidak layak dinikahi hanya karena hartanya. Sebab bisa jadi hartanya akan membuatnya sombong. Hendaklah kalian mencari perempuan yang berakhlak baik."

Dalam hadits di bawah ini, Rasulullah SAW menyeru agar mintalah perlindungan kepada Allah SWT dari Al-Munaffirat. Yakni pasangan yang buruk perangainya.

اسْتَعِينُوا بِاللَّهِ مِنَ الْمُنفَرَاتِ، قِيلَ: وَمَا الْمُنَفْرَاتُ يَا رَسُولَ اللهِ ؟ قَالَ : الإِمَامُ الْجَائِرُ يَأْخُذُ مِنْكَ وَيَمْنَعُكَ الحق والجارُ السُّوءُ عَيْنَاهُ تَرَاكَ وَقَلْبُهُ يَرْعَاكَ، إِنْ رَأَى خَيْرًا سَتَرَهُ وَإِنْ رَأَى شَرًّا أَظْهَرَهُ وَالْمَرْأَةُ السُّوءُ تُشَبِّبُ قَبْلَ الْمَشِيب.

Rasulullah SAW juga bersabda, "Mintalah perlindungan kepada Allah SWT dari Al-Munaffirat."

Sahabat bertanya, "Apakah Al-Munaffirat itu, wahai Rasulullah?" 

Rasulullah menjawab, "(Yaitu) pemimpin durjana yang suka merampas hakmu dan menghalangimu dari hakmu, seorang tetangga jahat yang kedua matanya suka mengintaimu dan hatinya senang menelisik dirimu, jika ia melihat kebaikan ia akan menutupinya, tetapi jika melihat keburukan ia akan menyebarkannya, dan seorang istri yang buruk perangainya, yang dapat menyebabkan (suaminya) tumbuh uban sebelum waktunya."

Dikutip dari kitab Qurrat Al-uyun bi Syarh Nazham Ibnu Yamun karangan Syekh Muhammad At-Tahami Ibnu Madani yang diterjemahkan Fuad Syaifudin Nur, diterbitkan Toko Kitab Al Hidayah, 2009.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement